Kelebihan Ternak Kerbau
PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU
Tinjauan Umum Ternak kerbau sudah dipelihara petani Indonesia dari dahulu kala untuk banyak sekali tujuan, terutama sebagai sumber tenaga untuk pengolahan tanah dan alat transportasi. Ternak dipelihara dengan cara ekstensif dengan tunjangan pakan hijauan dari rumput dengan cara penggembalaan maupun dengan mencari rumput dan memberikannya pada ternak Menurut sejarah perkembangan domestikasi, ternak kerbau yang berkembang di seluruh dunia berasal dari tempat sekitar India. Pada dasarnya ternak kerbau dipakai sebagai ternak kerja, selanjutnya untuk penghasil daging dan juga penghasil susu. Ternak kerbau diklasifikasi sebagai kerbau sungai dan kerbau Lumpur. Di Indonesia lebih banyak terdapat kerbau Lumpur dan hanya sedikit terdapat kerbau sungai di Sumatera Utara yaitu kerbau Murrah yang dipelihara oleh masyarakat keturuan India dan dipakai sebagai penghasil susu. Populasi ternak kerbau di dunia diperkirakan sebanyak 130−150 juta ekor, sekitar 95% berada di belahan Asia selatan, khususnya di India, Pakistan, China bab selatan dan Thailand (SONI, 1986).
Populasi ternak kerbau di Indonesia hanya sekitar 2% dari populasi dunia. Hanya sedikit sekali kerbau lumpur yang dimanfaatkan air susunya, lantaran produksi susunya sangat rendah yaitu hanya 1−1,5 l/hari, dibandingkan dengan tipe sungai yang bisa menghasilkan susu sebanyak 6−7 l/hari. Namun demikian, di beberapa daerah, susu kerbau lumpur telah usang dimanfaatkan oleh masyarakat. Di Pulau Sumatera banyak ditemukan ternak kerbau mulai dari dataran rendah hingga dengan dataran tinggi. Disamping itu ditemukan juga di tempat rawa, namun masih termasuk dalam bangsa kerbau lumpur. Potensi pakan yang cukup banyak tersedia menyebabkan ternak kerbau sebagai komoditas unggulan di sebagian besar tempat di Pulau Sumatera. Usaha ternak kerbau merupakan perjuangan peternakan rakyat yang dipelihara sebagai perjuangan sampingan, memakai tenaga kerja keluarga dengan skala perjuangan yang kecil lantaran kekurangan modal. Disamping itu sebagian peternaknya yakni penggaduh dengan sistem bagi hasil dari anak yang lahir setiap tahunnya. Pemeliharaan ternak umumnya bergantung pada ketersediaan rumput alam. Siang hari peternak menggiring ternak ke tempat penggembalaan dan malam hari dibawa ke erat pemukiman dan biasanya tanpa kandang, ternak hanya diikat di belakang rumah petani, dan belum biasa menunjukkan pakan tambahan.Selain produksi dagingnya, kerbau juga sebagai penghasil susu yang diolah dan dijual petani dalam bentuk dadih di Sumatera Barat serta gula puan, sagon puan dan minyak samin di Sumatera Selatan. Secara umum produktivitas susu masih rendah yaitu sekitar 1−2 liter/ekor/hari. Dibandingkan dengan ternak sapi, ternak kerbau agak kurang menerima perhatian dari banyak sekali kalangan. Konsekuensinya, produktivitas ternak relatif rendah, bahkan populasi ternak kerbau di Sumatera hanya sedikit meningkat, walaupun masih jauh lebih tinggi dari rataan nasional. Pemeliharaan Ternak Kerbau di Pandaisikek Ternak kerbau yang dipelihara di Pandaisikek yakni jenis kerbau sawah. Tujuan pemeliharaan ternak kerbau tersebut bukanlah  untuk pengembang biakan ataupun penghasil susu, alasannya yakni tidak akan kita temukan ternak kerbau  betina di negeri ini. Kerbau merupakan ternak yang telah usang dikenal dan dipelihara petani. Salah satu tujuan utama memelihara kerbau yakni sebagai sumber tenaga kerja untuk membantu kegiatan pertanian terutama membajak sawah, Bajak yakni salah satu alat pengolah tanah tradisional dalam system pertanian orang Pandasikek. Alat tradisional ini berfungsi untuk menggemburkan tanah sebelum dilakukan pemetakan lahan untuk di Tanami palawija ataupun untuk penggemburan tanah sehabis di tanami palawija dan kembali di tanam padi. Penggemburan tanah dengan pembajakan sebelum di Tanami palawija yakni pembajakan kering (tanpa air), sedangkan penggemburan tanah dengan pembajakan sebelum di tanami padi yakni pembajakan berair , dimana sebelum pembajakan sawah digenangi dan direndam terlebih dahulu lebih kurang selama satu minggu. Pemeliharaan ternak kerbau sebagai tenaga kilang tebu: Industri gula tebu tradisonal atau lebih dikenal dengan istilah saka telah member konstribusi yang besar bagi perekonomian masayarakat pandaisikek. Pemerasan air tebu sebelum di masak menjadi gula membutuhkan tenaga yang besar, disini tugas tenaga kerbau untuk menarik kilang tebu masih sangat dibutuhkan. Ada satu kilang tebu yang sudah memakai diesel sabagai alat kilang akan tetapi terkendala dalam memasak air tebu menjadi gula, dimana terjadi penumpukan air tebu yang akan di masak sehingga kualitas gula yang diperlukan tidak tercapai. Dengan demikian hingga ketika ini kerbau sebagai tenaga penarik kilang tebu masih sangat efektif dan seimbang lantaran tidak terjadi penumpukan air tebu sebelum dimasak menjadi gula. Pemeliharaan ternak kerbau untuk tujuan penggemukan : Tujuan pemeliharaan kerbau untuk penggemukan tidak lain sebagai tabungan, kegemaran, sumber pendapatan suplemen dan untuk upacara adat. Demikian pentingnya kehadiran kerbau untuk petani, namun perhatian pemerintah terhadap kerbau sangat kurang, penelitian-penelitian mengenai kerbau hampir tidak ada. Ketiga tujuan pemeliharaan tersebut di atas merupakan suatu kesatuan yang utuh, disamping ternak kerbau sebagai sumber tenaga pembajak sawah dan penarik kilang tebu, seiring dengan berjalannya waktu maka ternak kerbau tersebut makin besar dan makin bertambah berat badan. Sehingga sanggup dikatakan bahwa pemeliharaan ternak kerbau di pandaisikek memilki kegunaan ganda (multi purpose).
0 Response to "Kelebihan Ternak Kerbau"
Post a Comment