Mengurangi Penggunaan Antibiotik Terhadap Udang
Mengurangi Penggunaan Antibiotik
Pengendalian dan pengobatan penyakit akhir bisul Vibrio harveyi sebagian besar bertumpu pada penggunaan antibiotik dan bahan-bahan kimia lainnya. Usaha-usaha tersebut pada kenyataannya belum menunjukkan hasil yang memuaskan, kadang kala justru menimbulkan pengaruh negatif antara lain meningkatkan resistensi bakteri-bakteri patogen terhadap konsentrasi antibiotik. Antibiotik pada budidaya udang dipakai untuk pengobatan serta profilaksis (pencegahan). Profilaksis dilakukan dengan pengunaan antibiotik pada takaran rendah dalam jangka panjang. Pada kenyataannya, perjuangan semacam ini tidak menekan penyakit, tetapi bahkan menjadi pemicu resistensi patogen terhadap antibiotik.
Udang sebagai komoditas glamor perlu mendapat perhatian khusus dalam hal ini, alasannya devisa yang didapat dari udang cukup besar yaitu diperkirakan sekitar 630 juta dolar dan tertinggi dibanding pendapatan dari spesies budidaya yang lain (Dahuri, 2004). Alasan kedua yakni pasar ekspor udang sudah jelas. Akhir-akhir ini ekspor udang terhambat oleh ecolabelling, petisi anti dumping dan gosip antibiotik. Sehingga harga udang jatuh pada simpulan tahun 2003 (Suryadarma, 2004). Peristiwa ini cukup beralasan alasannya timbulnya kesadaran dari masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan. Selanjutnya muncul kampanye di negara maju untuk tidak makan udang tropis dengan alasan lingkungan. Menurut Isnansetyo (2005), pemanfaatan basil antagonis sebagai distributor pengendalian hayati akan semakin penting alasannya dengan penggunaan basil antagonis sanggup mengurangi dan bahkan menghilangkan penggunaan antibiotik sehingga tercipta sistem budidaya yang ramah lingkungan
0 Response to "Mengurangi Penggunaan Antibiotik Terhadap Udang"
Post a Comment