Panduan Lengkap Budidaya Belut
BUDIDAYA BELUT
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
2. Media Pemeliharaan
3. Penebaran Benih
4. Perkembangbiakkan Belut
6. Pemberian Pakan
Sebelum pembuatan kolam dimulai, lokasi bakal pembuatan kolam perlu diperhatikan. Survei lokasi sehatusnya dilakukan sebagai langkah awal bagipara investor atau peminat sebelum memutuskan untuk membangun kolam. Namun, kenyataan yang terjadi sekarang sering tidak denikian. Umumnya orang mempunyai tanah terlebih dahulu gres tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian, tidaklah berlebihan bila dalam diktat ini disinggung langkah –langkah yang idelauntuk menciptakan kolam.
Luas lahan yang akan dibentuk kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.
Kolam untuk belut, pembuatan kolam mencakup pengamatan letak lahan, pembuatan denah (gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta pemasangan danpembuatan bagian- bab perlengkapan kolam mirip pintu air, saringan dan lain-lain.
Pelaksanaan Budidaya Belut :
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Jika dalam menentukan lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibentuk dan telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah sanggup dimulai. Namun sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibentuk lantaran acara budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan acara yang hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harusadadi suatu areal budidaya belut yaitu kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam pembesaran.
Ukuran kolam untuk semua jenis acara tidak sama besarnya, yaitu :
1. Kolam penampungan induk,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm
2. Kolam pemijahan dan pendederan, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan
kedalaman100 cm
3. Kolam pembesaran, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm
2. Media Pemeliharaan
Setelah kolam tamat dibentuk yang paling utama yaitu derma media pemeliharaan sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media untuk kawasan hidup belut berupa tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan), jerami padi, cincangan pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :
- Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm
- Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
(Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya)
- Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm
- Lapisan ketiga pupuk sangkar setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5
cm
- Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm
- Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
- Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm
- Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm
- Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok hingga menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 (Dua) ahad supaya seluruh media mengalami proses permentasi. Dan sesudah 2 (Dua) ahad slesai poroses permentasinya maka benih / bibit belut sanggup dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.
3. Penebaran Benih
Pelaksanaan pengembangbiakkan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahapan ini yaitu menentukan benih. Agar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
2. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
3. Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas bila pegang
4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
5. Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan
Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah renta selalu berkelamin jantan. Dan lantaran sifat – sifat belut serupa itu, amka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.
a. Ciri Induk Belut Jantan
- Berukuran panjang lebih dari 40 cm
- Warna permukaan kulit lebih gelap atau bubuk – abu
- Bemtuk kepala tumpul
- Usianya diatas sepuluh tahun
b. Ciri Induk Belut Betina
- Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm
- Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
- Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
- BEntuk kepala runcing
- Usianya dibawah sembilan bulan
4. Perkembangbiakkan Belut
Belut ini gampang berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di kolam, asal media dikolam ibarat habitat aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari animo penghujan hingga dengan permulaan animo kemarau (Kurang lebih empat hingga lima bulan).
Perkawinan belut umumnya datang akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang ke aneka macam penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U”. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan kemudian menciptakan gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa tersebut mempunyai kegunaan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.
Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.
Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani kiprah menjaga telur – telur tersebut hingga menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang niscaya akan diserang.
5. Penetasan
Telur –telur dialam akan menetas sesudah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Sewaktu gres menetas warna anak belut kuning sesudah itu pelan – pelan berkembang menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari belum dewasa belut sudah bisa berenag sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah bisa menggali lubnag dan mencari makanan sendiri kawasan lain.
6. Pemberian Pakan
Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus mirip antara lain Protozoa (Hewan bersel satu), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik (hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil). Sedangkan belut yang mulai cukup umur memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.
7. Pemanenan
Untuk memanen belut, dibutuhkan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiaokan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan (Sisitem dengan pembesaran), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan (sisitem dengan pembesaran).
Mau tau CARA BUDIDAYA BELUT DALAM DRUM???
Salam mencoba semoga sukses...............
Mau tau CARA BUDIDAYA BELUT DALAM DRUM???
Salam mencoba semoga sukses...............
0 Response to "Panduan Lengkap Budidaya Belut"
Post a Comment