Siklus Birahi Pada Ternak Babi
Siklus Birahi
Setelah mencapai pubertas, biasanya babi betina mengatakan berahi, atau estrus, setiap 18- 22 hari ( rata-rata 21 hari) kecuali siklus ini disela oleh kebuntingan atau kelainan reproduksi. Ada 4 fase yang terang pada siklus berahi:
Proestrus
Proestrus ialah 3- 4 hari mendahului munculnya estrus. Kelenjar-kelenjar pituitary menghasilkan FSH yang mengakibatkan folikel bertumbuh. Selagi folikel bertumbuh, meningkat juga produksi hormone lain, yakni estrogen. Estrogen ini menghambat produksi FSH selanjutnya dan mencegah perkembangan perhiasan telur.
Estrogen juga menimbulkan sejumlah perubahan tingkah laris betina pada tamat fase proestrus. Perubahan-perubahan ini meliputi suka mengganggu pejantan, kegelisahan meningkat, menaiki betina-betina lain dan nafsu makan menurun. Selama periode ini babi betina mengeluarka bunyi khas merengut yang ritmik. Perubahan struktur yang disebabkan oleh level estrogen yang tinggi meliputi vulva yang membengkak dan memerah disertai penebalan dinding uterus.
Estrus
Estrus berlanhgsung selama 2-3 hari dan pada periode tersebut betina mempunyai seksual reseptif terhadap jantan. Periode ini biasanya lebuh pendek pada babi betina dibandingkan babi induk. Kelenjar pituitary mengeluarkan LH yang mengakibatkan beberapa folikel dari ovarium pecah dan melepas bebeerapa telur. Pelepasan ini dinamakan ovulasi dan merupakan suatu proses yang gradual selama jangka waktu 6-12 jam. Interval-interval antara pecahnya folikel tidak sama. Telah diketahui bahwa lebuh banyak telur yang dilepas dari ovarium dalam 30-36 jam sesudah mulai berahi dari waktu selebihnya dalam masa berahi. Banyak telur yangf di ovulassikan biasanya berkisar antara 14-25 butir. Laju ovulasi dipengaruhi oleh beberapa factor:
Faktor Genetis.- laju ovulasi heritabilitasnya sedang (medium) dan berespons terhadap seleksi, namun peningkatan laju ovulasi tidak selalu menimbulkan lebih banyak anak ketika lahir. Bangsa-bangsa babi berbeda banyak telur yang diovulasikan; bangsa Yorkshire, Landrace dan Lacombe umumnya mengovulasikan telur lebih banyak; babi hasil persilangan laju ovulasinya lebih tinggi lagi.
Faktor Pubertas.- Laju ovulasi seekor babi betina akan meningkat sampai siklus berahinya (estrus) yang ketiga.
Faktor Umur Induk.- Laju ovulasi meningkat terus sampai induk melahirkan anak yang ketujuh kalinya.
“Flushing”.- Konsumsi ransom seekor Babi betina yang ditingkatkan selama 10- 14 hari sebelum kawin akan meningkatkan jumlah telur yang di ovulasikan, tetapi berlaku hanya jikalau konsumsi makannya sangat dibatasi selama fase pertumbuhannya. Peningkatan laju ovulasi biasanya diimbangi oleh tamat hidup embrio yang tinggi sehingga tidak nampak keuntungannya dalam banyak anak per kelahiran di ketika melahirkan.
Tanda-tanda berahi yang diperlihatkan selama potongan tamat proestrus semakin nampak dalam fase estrus. Sekitar 12 jam sesudah berahi mulai, betina menunjukkan suatu perilaku khas mau kawin, yaitu hanya dengan suatu tekanan ringan saja dilakukan pada punggungnya. Semua kaki kaku, punggung sedikit melengkung, indera pendengaran tegang mengarah kepala dan bai betina tersebut sangat susar digerakkan. Sikap respons tak mau bergerak ini disebut juga “ Lordosis Effect” berlangsung sekitar 3 hari sangat berarti benar bagi pemelihara untuk memilih waktu yang sempurna untuk mengawinkan atau melekukan inseminasi buatan.
Fase berikut dari estrus ialah pembengkakan vulva yang memerah mulai berkurang dan lender keruh yang mengental muncul. Keaadaan ini bermetamorfosis pucat, lendir menggantung pada tamat fase estrus dan besar vulva berkurang dan kembali ke warnanya yang normal.
Metestrus
Setelah ovulasi, corpus luteum terbentuk dlam setiap folikel yang pecah dalam waktu 6-8 hari. Corpus luteum ini mengeluarkan progesterone, suatu hormone lain yang menghambat produksi FSH dan perkembangan perhiasan folikel. Progesterone ini bekerja juga pada perkembangan kelenjar susu. Bila pembuahan terjadi, corpus luteum tetap berfungsi selama kebuntingan. Bila pembuahan tidak terjadi, corpus luteum tetap berfungsi selama kebuntingan. Bila pembuahan tidak terjadi, uterus memberi kode untuk meluluhkan corpus luteum dan memberi peluang untuk siklus berikutnya bertlangsung. Pada ketika ini, betina tidak akan berespons lagi terhadap “uji Naik” dan dia kembali ke tingkah lakunya yang normal.
Diestrus
Diestrus ini ialah waktu inaktivitas yang pendek yang ditandai oleh penghancuran corpus luteum sesudah 14 hari dari puncak berahi. Dalam 3-4 hari serombongan folikel gres mulai berkembang dan siklus tadi akan terulang sendiri
0 Response to "Siklus Birahi Pada Ternak Babi"
Post a Comment