Solusi Permasalahan Dalam Bisnis Peternakan
Solusi Permasalahan Dalam Bisnis Peternakan
Kenyataan bahwa jumlah waktu yang ter-serap dalam acara agribisnis peternakan ber-hubungan positif dengan jumlah anggota keluar-ga yang ikut aktif mengelola perjuangan dan adanya keterbatasan luas lahan yang digarap, meng-indikasikan bahwa para peternak belum efektif dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu. So-lusi untuk mengatasi persoalan tersebut, ialah penggunaan tenaga kerja dari keluarga petani sanggup ditingkatkan efektifitasnya dengan mem-berikan penemuan - penemuan dan mendorong inves-tasi pada acara :
Memberikan kemudahan pertolongan mo-dal perjuangan budidaya ternak.
Kenyataan bahwa jumlah waktu yang ter-serap dalam acara agribisnis peternakan ber-hubungan positif dengan jumlah anggota keluar-ga yang ikut aktif mengelola perjuangan dan adanya keterbatasan luas lahan yang digarap, meng-indikasikan bahwa para peternak belum efektif dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu. So-lusi untuk mengatasi persoalan tersebut, ialah penggunaan tenaga kerja dari keluarga petani sanggup ditingkatkan efektifitasnya dengan mem-berikan penemuan - penemuan dan mendorong inves-tasi pada acara :
a. Investasi agribisnis di sektor Hulu
(Upstream Agribusiness) :
Pengembangan perbibitan banyak sekali jenis ternak, untuk mencukupi kebutuhan bibit setempat maupun kawasan sekitarnya.
Peningkatan akomodasi pelayanan kepada Masyarakat peternak : penambahan pos pelayanan IB dan kesehatan ternak, sarana transportasi pelayanan dan insentif yang lebih menarik bagi petugas.
Rekayasa dan penemuan teknologi peng-olahan pakan ternak.
Kerjasama kemitraan pemasaran pakan ternak ” Materi Feed ”, untuk menjamin kepastian perjuangan budidaya ternak sapi, kambing dan domba di seluruh wilayah Sragen.
b. Investasi agribisnis di sektor Budidaya
(Onfarm Agribusiness) :
Memberikan kemudahan pertolongan mo-dal perjuangan budidaya ternak.
Menambah jumlah ternak yang telah di-usahakan petani.
Memberikan petunjuk besaran skala mini-mal perjuangan budidaya ternak, biar peng-hasilan peternak minimum sama dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp. 607.500,00 per tenaga kerja produktif per bulan.
Menganjurkan peternak Sragen untuk menjalin kerjasama kemitraan perjuangan dengan perusahaan menengah maupun dengan perusahaan peternakan skala be-sar, untuk menjamin kelangsungan ber-usaha.
c. Investasi agribisnis di sektor Hilir (Down-stream Agribusiness) :
Pengolahan Pangan asal Ternak (Da-ging, Telur dan Susu)
Pengolahan By Product Peternakan : Tulang, Kulit, bulu dan Tanduk.
Pengolahan Kotoran Ternak : Bio gas, Industri Pengolahan Pupuk Kompos dan Pengolahan Urine ternak.
Dukungan Research and Development (R & D).
Standarisasi Produk dan Quality Controll (QC).
Dukungan akomodasi pemasaran dan per-dagangan yang baik.
Untuk mencapai maksud tersebut, di-perlukan adanya kebijakan pembangunan eko-nomi yang lebih memfokuskan pada taktik pertumbuhan ekonomi daerah, yang disertai dengan banyak sekali upaya peningkatan investasi di bidang Peternakan dan penerapan teknologi yang mengutamakan pemberdayaan tenaga
kerja pertanian, dipandang sebagai langkah pendekatan yang paling efektif dan efisien untuk lebih meningkatkan tercapainya output produkti-vitas kinerja kawasan dan kesejahteraan masya-rakat Sragen.
0 Response to "Solusi Permasalahan Dalam Bisnis Peternakan"
Post a Comment