Spermatogenesis Pada Babi

Spermatogenesis

Pada waktu lahir tubuli seminiferi tidak berlumen dan hanya ada dua jenis sel yaitu spermatogonia dan sel-sel indifferent. Selama pubertas tubuli seminiferi mulai berlumen dan epithel kecambah berubah dari bentuk sederhana menjadi bentuk kompleks yang khas bagi binatang jantan dewasa.
Sperma terbentuk di dalam tubuli seminiferi dari sel-sel induk sperma yang diploid, spermatogonia tipe A yang terletak pada membrane basalis. Spermatogenesis merupakan suatu proses kompleks yang mencakup pembelahan dan diferensiasi sel. Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi dari diploid 2n: 38 pada babi menjadi haploid (n), juga terjadi reorganisasi komponen-komponen inti sel dan sitoplasma secara meluas. Spermatogenesis mencakup spermatocitogenesis (spermiocytogenesis) atau pembentukan spermatocyt primer dan sekunder dari spermatogonia tipe A dan spermiogenasis atau pembentukan spermatozoa dan spermatid. Spermatocytogenesis dikendalikan oleh FSH dari adenohypophysa dan spermiogenesis berada di bawah efek LH dan testosterone
Sel-sel kelamin jantan berkembang secara progresif dan bermigrasi dari membrane basalis kea rah lumen tubuli seminiferi. Akan tetapi selama waktu tersebut mereka bekerjasama dengan sitoplasma sel-sel sertoli yang mungkin memberi makan kepada spermatozoa.

Fase I. (15- 17 hari) Pembelahan mitotic spermatogonia menjadi dua anak sel yaitu spermatogonium dormant yang menjamin kontinuitas spermatogonia dan spermatogonium aktif yang membagi diri empat klai sehingga kesannya membentuk 16 spermatocit primer (2n).
Fase II. (kurang lebih 15 hari) Pembelahan Meiotik dari spermatocyt primer (2n) menjadi spermatocyt sekunder (n).
Fase III. (beberapa jam) Pembelahan spermatocyt sekunder menjadi spermatid.
Fase IV. (kurang lebih 15 hari) Metamorfosis spermatid menjadi spermatozoa tanpa pembelahan sel. Proses spermatogenesis mencakup perombakan radikal bentuk sel dimana sebagian besar sitoplasma termasuk RNA, air dan glycogen terlepas atau menghilang. Spermatid yakni suatu sel bulat yang relative besar, sedangkan sperma merupakan suatu sel langsing memanjang yang kompak dan motil, dan terdiri dari kepala dan ekore. Aparat golgi dari spermatid membentuk tudung anterior atau akrosom sperma dan mitokondria dari sitoplasma berkumpul pada ekor yang tumbuh keluar dari sentriol. Babi mempunyai 24 spematosit primer dan 96 spoermatozoa dari satu spermatogonium. Akan tetapi selama miosis terjadi kehilangan sel, sekitar 25%, yang ditandai oleh adanya inti-inti piknotis. Spermatozoa kesannya dilepaskan dari sitoplasma sel-sel sertoli dan memasuki lumen tubuli seminiferi.
Kurang lebih 15 hari sesudsah terbentuk, spermatogonia dormant mulai membagi diri dengan cara yang sama, dan proses ini terulang hingga tak terhingga. Fase I,II, dan III disebut spermatogenesis dan Fase IV disebut spermiogenesis. Sperma babi memerlukan waktu kira-kira 13 hingga 15 hari untuk menyelusuri epididimis.
Karena spermatogenesis pada babi berlangsung 35 hingga 46 hari, maka waktu yang diperlukan dari spermatogonium A smapai spermatozoa yang di ejakulasikan pada babi mencapai kira –kiara 50- 60 hari.
Almquist dan Amann (1961), dan Ortavant et al. (1969) telah memperkirakan bahwa babi menghasilkan 25 hingga 30 juta sperma per gram testis perhari alasannya yakni waktu spermatogenesis yang relative singkat dan banyak spermatozoa yang dihasilkan dari spermatogonium tipe A. jadi produksi harian untuk seekor babi dengan satu testis seberat 300 gram, masing-masing akan mencapai 15 milyar spermatozoa. Jumlah spermatozoa mempunyai kekerabatan tinggi dengan berat dan ukuran testis.

Pengangkutan, Pematangan dan Penyimpanan Spermatozoa

Spermatozoa diangkut dalam sejumlah besar cairan sekresi dari tubuli seminiferi dan rete testis ke dalam ductuli efferents testes yang berliku-liku yang terletak erat caput epididimis dan bermuara ke dalam ductus epididimis. Struktur-struktur ini yang tadinya berasal dari mesonefros mempunyai fungsi yang hampir sama dengan ginjal dalam hal aktivitas-aktivitas absorptive dan sekretoris.kontraksi selubung testikuler mungkin membantu mendorong semsn dari testes ke ductuli efferens. Hampir seluruh cairan, 200 ml per hari pada babi diabsorbsi. Konsentrasi sperma dalam cairan ini yakni 100 juta per ml. sel-sel sekretoris dan bersilia dengan silia yang memukul kea rah epididimis ditemukan pada ductuli efferents.
Aktivitas peristaltic otot licin epedidimis bertanggungjawab atas pengangkutan sperma di daerh ini. Mirovili ditemukan pada sel-sel epididimis tetapi bersifat non-motil. Mekanisme kontraktil yang terlihat dalam pengangkutan sperma pada binatang jantan sebagian diatur oleh oksitoksin. Epitheliuym epididimis mempunyai fungsi absorptive dann sekretoris yang menghasilkan ion=ion natrium, kalium, kalsium, klorida, pospor dan protein, enzim dan glicerylphosporylcholine (GPC) dalam banyak sekali konsentrasi pada cairan luminal banyak sekali kepingan epididimis. Komposisi plasma epididimis bekerjasama erat dengan fungsi testikuler, pengangkutan sel-sel sperma dan lingkungan hormonal dan fisik testes. Volume plasma pada babi, isi epididimis mengalami pengenceran terus menerus dari caput ke cauda epididimis. Waktu yang diperlukan untuk pengangkutan spermatozoa melalui epididimis kira-kira & hingga 15 hari

0 Response to "Spermatogenesis Pada Babi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel