Pencegahan Penyakit Rabies

Pencegahan penyakit Rabies 

Hindari jangan hingga digigit anjing, kcing, monyet atau binatang peliharaan lainnya. 

Anjing peliharaan biar diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya diberangus jikalau dibawa berjalan jalan. 

Diikat pada tiang dengan rantai tidak lebih dari 2 meter jikalau berada di halaman rumah yang pagarnya tidak tertutup rapat. 

Pemelihara anjing biar menuliskan papan peringatan “Awas Anjing Galak” jikalau anjing dilepas di pekarangan rumah. 

Semua anjing, kucing, monyet yang dipelihara diharuskan untuk divaksinasi secara teratur oleh petugas Dinas Peternakan atau Dokter binatang praktek. 

Anjing liar/berkeliaran tak bertuan harus diberantas dengan jalan dibunuh atau diberi racun Strichnine, dan pencegahan perkembang biakannya. 

Tindakan yang perlu dilakukan jikalau ditemukan anjing dengan tanda tanda Rabies. 

Segera bunuh anjing tersebut. 

Laporkan insiden tersebut kepada Kepala Desa untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Peternakan. 

Tindakan yang perlu dilakukan jikalau digigit anjing, kucing dan kera. 

Segera basuh luka gigitan dengan air bersih, lebih baik jikalau air higienis yang mengalir, dengan menggunakan sabun cair, diulang selama 5-10 menit lalu keringkan. 

Luka yang sudah higienis dan kering diberi obat merah, betadin atau alcohol 70%. 

Dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk memperoleh pengobatan lebih lanjut. 

Pentingya pendrita gigitan binatang rabies dirurjuk ke Rumah Sakit. 

Agar diketahui apakah perlu diberi suntikan anti Rabies. 

Bila suntikan anti rabies perlu diberikan sebab anjing yang menggigit diduga menderita Rabies, maka oleh dokter akan diberikan suntikan disekitar pusar sebanyak 7 kali ( setiap hari satu suntikan) dan dilanjutkan dengan suntikan lengan sebanyak 4 kali ( hari ke 11,15, 30, 90 setelah suntikan pertama. 

Bila orang digigit anjing yang menderita rabies tidak diberikan suntikan anti Rabies secara lengkap sesuai ketentuan, maka orang tersebut akan terancam kematian.

Share this post