Contoh Laporan Pkl Peternakan Sapi Potong

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ternak sapi potong ialah salah satu jenis ternak penghasil daging yang mempunyai nilai hemat tinggi dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat, lantaran ternak sanggup menghasilkan banyak sekali macam produk guna mencukupi kebutuhan manusia, terutama sebagai materi pangan berupa daging, disamping hasil ikutan lain menyerupai pupuk kandang, kulit dan tulang.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk asal ternak yang terus meningkat sebagai akhir dari peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pangan yang bergizi, maka upaya yang dilakukan ialah dengan memacu peningkatan produksi melalui budidaya.

Budidaya peternakan perlu dilakukan lantaran sanggup meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat tetapi dalam perjuangan tersebut terdapat salah satu duduk kasus sampingan yang patut diperhatikan yakni limbah ternak. Limbah ternak terdiri dari feses, urine dan sisa pakan. Apabila limbah tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan menyerupai pencemaran udara, air, tanah dan sebagai media berkembangnya penyakit yang pada risikonya akan menggangu perjuangan pemeliharaan ternak dan mengakibatkan banyak sekali kerugian (Chalik, 2009).

Melihat kerugian-kerugian di atas maka pengelolaan limbah ternak menjadi penting untuk diperhatikan. Menurut Sinaga (2009) manfaat pengelolaan limbah ternak ialah meningkatkan kesehatan ternak, efesiensi dalam mengubah pakan dan menambah bobot badan, mencegah pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah, memperlihatkan sumbangan sumber energi dalam bentuk briket dan biogas; memperlihatkan pendapatan komplemen dalam bentuk penjualan pupuk.

Limbah ternak sebagai hasil buangan dari acara peternakan yang tidak diharapkan lagi, ternyata mempunyai manfaat yang cukup menguntungkan. Berdasarkan uraian tersebut maka telah dilakukan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Manajemen Limbah Ternak Sapi Bali Di Peternakan AA Pratama Agrifarm”.

1.2 Tujuan PKL
Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk:
a) Meningkatkan kompetensi penguasaan ilmu dan teknologi peternakan dalam prinsip-prinsip dan tata laksana pengelolan limbah ternak sapi.
b) Memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan secara kasatmata pengetahuan, perilaku dan keterampilan dalam bidang peternakan

1.3 Manfaat PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan wawasan berpikir dalam menerapkan ilmu di bidang peternakan khusunya dalam pengelolaan limbah ternak sapi.

1.4 Waktu dan tempat
Kegiatan pelaksaan PKL dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus hingga dengan 05 September 2012. Kegiatan tersebut berlangsung di Peternakan AA. Pratama Agrifarm milik Bapak Ir. I Gusti Jelantik, M.Sc Ph.D di Kelurahan Noelbaki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
 Ternak sapi potong ialah salah satu jenis ternak penghasil daging yang mempunyai nilai e CONTOH LAPORAN PKL PETERNAKAN SAPI POTONG


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Ternak Sapi Potong
Usaha dan pengembangan peternakan ketika ini menerangkan prospek yang sangat cerah dan mempunyaiperanan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian. Sebagian masrakat dunia mengakui bahwa produk-produk peternakan memegang peranan sangat penting di masa yang akan dating (Susiloroni, dkk, 2008).

Salah satu perjuangan dalam dunia peternakan yaitu perjuangan sapi potong yang akhir-akhir ini telah memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat dan memperlihatkan sumbangan ekonomi terbesar. Usaha ini akan terus berkembang sepanjang insan masih mempunyai materi pakan, contohnya limbah-limbah pertanian yang dikonsumsi oleh ternak untuk diubah menjadi protein dan energy yang sanggup dimanfaatkan oleh insan sebagai materi pangan. Selain sebagai penghasil materi pangan, sapi potong juga memeberikan hasil ikutan berupa kulit, tulang dan limbah yang sanggup diolah menjadi barang lain maupun sumber energi dan juga berkhasiat bagi insan (contohnya : pembuatan sepatu kulit, pakan ternak dan biogas).

Di Nusa Tenggara Timur sudah banyak peternak yang beternak sapi Bali lantaran mempunyai daya pembiasaan yang baik terhadap lingkungan yang buruk, menyerupai kawasan yang bersuhu tinggi dan mutu pakan yang rendah. Disamping itu, tingkat kesuburan (fertilitas) sapi Bali termasuk tinggi dibandingkan dengan jenis sapi lain, yaitu mencapai 83 %, tanpa terpengaruh oleh mutu pakan. Kemudian daging sapi Bali banyak diminati oleh konsumen dala negeri maupun luar negeri (Guntoro, 2002).

2.2 Pengolahan Limbah Ternak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1994), limbah ialah sisa proses produksi atau air buangan pabrik. Limbah ternak berdasarkan Chalik (2009) ialah sisa buangan dari suatu acara perjuangan peternakan menyerupai perjuangan pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak dan lain sebagainya. Limbah tersebut mencakup limbah padat dan limbah cair menyerupai feses, urine, sisa pakan darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, ternak mati dan lain-lain. Semakin berkembangnya perjuangan peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies ternak, besar usaha, tipe perjuangan dan lantai kandang. Limbah ternak dalam jumlah yang besar akan menimbulkan polusi jikalau tidak di kelola dengan baik.

Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memperlihatkan banyak manfaat. Disisi lain, pengolahan memperlihatkan laba finansial lantaran pengolahannya menghasilkan produk yang berdaya jual. Limbah ternak mempunyai banyak sekali manfaat menyerupai untuk materi kuliner ternak, pupuk organik, sumber enegi dan media bagi tujuan lainnya. Pengolahan limbah ternak tergantung pada jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan sasaran penggunaan limbah. Untuk penggunaan limbah padat sanggup diolah menjadi pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi dan kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair sanggup diolah secara fisik, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisik disebut juga pengolahan primer (primer treatment). 

Proses ini merupaka proses termurah dan termudah, lantaran tidak memerlukan biaya operasi yang tinggi. Metode ini hanya dipakai untuk memisahkan partikel-partikel padat di dalam limbah. Pengolahan secara kimia disebut juga pengolahan sekunder (secedari treatment) yang biasanya lebih mahal dibandingkan dengan proses pengolahan secara fisik. Metode ini umumnya dipakai untuk mengendapkan bahan-bahan berbahaya yang terlarut dalam limbah cair menjadi padat. Pengolahan secara biologi merupakan tahap final dari pengolahan sekunder bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah cair. Limbah yang hanya mengandung materi organik saja dan tidak mengandung materi kimia yang berbahaya, sanggup eksklusif dipakai untuk mengairi areal pertanian atau didahului dengan pengolahan secara fisik.

Berdasarkan sumbernya maka pupuk sanggup digolongkan kedalam pupuk organik yang terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, kompos dan humus. Sedangkan pupuk anorganik terdiri dari pupuk N (urea), P (TSP), K (KCL), dan lain-lain. Adapun keunggulan pupuk organik yaitu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sumber materi kuliner bagi tanaman.

  • Pupuk kandang

Pupuk sangkar ialah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering dipakai untuk pupuk sangkar ialah binatang yang sanggup dipelihara oleh masyarakat, menyerupai kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk sangkar juga sanggup berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk sangkar telah usang dipakai oleh petani lantaran bahannya gampang didapat, hasil sanggup dipakai dalam waktu singkat, mengandung unsur hara makro dan mikro. Keuntungan pemakaian pupuk sangkar antara lain sanggup memperbaiki kesubura fisik dan kimia tanah, meningkatkan acara mikroorganisme tanah dan mengeluarkan hormone yang merangsang pertumbuhan tumbuhan (auxin, gibberelin dan cytokinin)(Jumin, 2005).

  • Bokasi

Menurut Retebana (2005), bokasi ialah hasil fermentasi materi organik dengan inokulasi EM4 (effective microorganism 4). EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, basil fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Mikroorganisme tersebut berfungsi untuk memfermentasikan materi organic tanah menjadi senyawa organik yang gampang diserap oleh akar tanaman. Bahan untuk pembuatan bokashi sanggup diperoleh dengan gampang di sekitar lahan pertanian, menyerupai jerami, rumput, tumbuhan kacangan, sekam, pupuk sangkar atau serbuk gergajian. Secara umum bokasi mempunyai keunggulan yaitu meningkatkan keragaman mikroba, meningkatkan persediaan unsure hara bagi tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit serta memperbaiki sifat fisik maupun sifat kimia tanah.

  • Kompos

Kompos ialah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari gabungan bahan-bahan organik yang sanggup dipercepat secara artifisial oleh populasi banyak sekali macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan ialah proses dimana materi organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan materi organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ialah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut biar kompos sanggup terbentuk lebih cepat. Proses ini mencakup menciptakan gabungan materi yang seimbang, pertolongan air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Seperti halnya dengan pupuk organik lainnya, kecuali dipengaruhi oleh proses pembuatannya, kualitas kompos sebagai pupuk organik akan dipengaruhi oleh materi asalnya (koanak, 2005).

Limbah dari peternakan sanggup diolah menjadi sesuatu yang berkhasiat dan apabila peternak tidak mempunyai lahan pertanian maka hasil pengolahan limbah dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, bokasi, maupun kompos sanggup dijual sehingga menambah pendapatan dari peternak dan lingkungan perjuangan peternakan tetap terjaga sanitasinya.


BAB III
KEADAAN LOKASI PKL

3.1 Lokasi PKL
Kegiatan PKL dilaksanakan di Peternakan AA. Pratama Agrifarm bertempat di dusun 5 Dendeng, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang propinsi Nusa Tenggara Timur. Jarak dari cabang Tilong ± 1 km.

3.2 Letak Administratif dan Geografis
Keadaan atau letak geografis sangat menghipnotis perkembangan dari suatu perusahaan khususnya perusahaan peternakan. Lokasi Peternakan AA. Pratama Agrifarm secara administratif di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang yang berbatasan dengan:
  1. Timur : Yayasan Solidaritas Anak dan Perempuan (YASAP)
  2. Barat : Jalan Tani
  3. Utara : Rumah Bapak Nahor Talo Manafe
  4. Selatan : Daerah persawahan Noelbaki

3.3 Sejarah dan Letak
Peternakan AA Pratama Agrifarm dibangun pada tanggal 16 November 2005. Awalnya peternakan ini berorientasi pada pemeliharaan ternak babi. Pemeliharaan ternak babi ini bertujuan untuk menyediakan bibit babi yang siap dipasarkan. Induk bibit yang dipakai terdiri dari 1 ekor jantan dan 5 ekor betina. Namun dalam perkembangannya pada tahun 2009 peternakan babi yang telah berjalan risikonya berpindah tempat ke Baumata.

Ternak sapi mulai dipelihara sesudah 6 bulan pertama perjuangan pembibitan babi yaitu pada bulan Mei. Setelah ternak sapi ada di peternakan maka peternakan ini mulai menciptakan sangkar sapi permanen. Kandang yang dibentuk terdiri dari 4 jenis yaitu sangkar individu bersekat, sangkar individu tak bersekat, sangkar peristirahatan, dan sangkar jepit. Ternak sapi yang dipelihara tersebut berasal dari BIP Noelbaki yang terdiri dari 8 ekor jantan. Pemindahan ternak sapi dari BIP Noelbaki ini disebabkan kekurangan pakan di BIP sendiri sehingga mengakibatkan ternak menjadi kurus. Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ternak sapi tersebut dipindahkan dengan maksud untuk digemukkan kembali. Lama penggemukkan yang dilakukan berlangsung selama 1 tahun dan selanjutnya ternak sapi tersebut dijual.

Ternak sapi yang terdapat dilokasi peternakan AA Pratama Agrifarm menerima penambahan jumlah sebanyak 8 ekor sapi betina dimana 4 ekor sapi berasal dari kampus Undana dan 4 ekor di beli oleh peternakan sendiri. Dari hasil perkawinan diperoleh 2 ekor pedet jantan yang hingga kini dipelihara di peternakan tersebut. Sedangkan 4 ekor betina induk kemudian dibawa ke Oefafi untuk digemukkan..

Tujuan peternakan AA Pratam Agrifarm untuk ketika ini ialah acara penggemukkan sapi bali betina afkir dengan jumlah sebanyak 24 ekor. Hal ini tentunya membutuhkan pakan dengan jumlah banyak dan berkualitas. Oleh lantaran itu peternakan ini juga mempunyai penyediaan pakan ternak sapi (batang jagung) yang ditanam pada luasan lahan ± 30 are.

3.4 Skala Usaha
Jumlah ternak sapi pada Peternakan AA Pratama Agrifarm di Desa Noelbaki yaitu berjumlah 30 ekor yang terdiri atas:
1. 2 ekor pejantan produktif
2. 24 ekor betina afkir
3. 2 ekor betina dara
4. 2 ekor ternak pedet (jantan 1 ekor dan betina 1 ekor)


BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( P K L )

Kegiatan PKL di peternakan AA Pratama Agrifarm di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dan yang menjadi acara utama ialah beternak sapi dan perjuangan di bidang pertanian. Adapun beberapa acara yang telah dilakukan sebagai berikut :

4.1 Kegiatan Rutinitas
Yang menjadi acara rutinitas selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di peternakan AA Pratama Agrifarm ialah :

1. Pengumpulan Feses.
Pengumpulan feses dari dalam sangkar dilakukan pada siang hari. Kegiatan ini dilakukan dengan memakai cangkul yang telah disediakan. Cara untuk menggumpulkan feses yaitu dengan menggaruk feses yang tercecer pada semua sisi sangkar individu dan menyatukan pada satu tempat pada potongan belakang kandang.

2. Pengangkutan Feses
Kegiatan ini dilakukan dengan memakai sekop dan bejana plastik. Kegiatan ini dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Caranya ialah dengan memakai sekop mengambil feces yang telah terkumpul tadi dan memasukannya di dalam bejana plastik. sesudah bejana terisi penuh gres dianggkut menuju tempat penampungan atau sesuai dengan petunjuk dari ketua pengelola perusahaan.

3. Penaburan Sekam di Kandang
Kegiatan ini dilakukan pada pagi dan sore sesudah feses sangkar dibersihkan. Sekam diperoleh dari penggilingan padi dengan jarak sekitar 100 meter. Caranya ialah dengan memakai tangan menggambil sekam pada karung dan menaburkan di dalam kandang. Sekam selain berfungsi dalam sebagai litter atau bantalan juga untuk mempermudah pada ketika pengolahan limbah menjadi pupuk bokasi.

4.2 Kegiatan Tambahan
Adapun acara komplemen selama melaksanakan PKL di lokasi peternakan AA Pratama Agrifarm ialah :

1. Pembuatan Pupuk Kandang
Pembuatan pupuk sangkar dilakukan dua ahad sekali. Hal ini dilakukan lantaran harus mengumpulkan feses yang dihasilkan oleh ternak. Feses yang telah terkumpul gres dilakukan pembuatan pupuk kandang.

2. Pemberian Pakan dan Minum
Pakan yang diberikan berupa pakan peggemukan yaitu : ransum, yang diberikan pada pagi, siang dan sore. Silase diberikan pada siang dan sore. Sedangkan jerami diberikan pada malam hari. Ternak sapi adakala juga diberikan batang jagung, batang pisang, rumput kinggrass. Air minum diberikan 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari.

3. Pembuatan Silase

Pembuatan silase dilakukan sesuai dengan ketersidiaan silase. Batang jagung yang dipakai untuk pembuatan silase dibeli di petani di Desa Oesao. Setelah batang jagung tersedia dilakukan pencincangan dengan memakai mesin cooper. Setelah itu dimasukan ke dalam drum plastik dan ditutup rapat dengan memakai plastik dan diikat rapat dengan karet ban. Setelah itu dibiarkan fermentasi sekitar 1 ahad dan dibuka dan diberikan pada ternak.

4. Pencampuran Konsentrat
Konsentrat dicampur sesuai dengan kebutuhan nutrisi untuk penggemukan dan terdiri dari tepung jagung, dedak padi, dan tepung ikan konsentrat yang disusun terdiri dari ransum 12% dengan komposisi yaitu dedak padi 30%, tepung jagung 65% dan tepung ikan 5%..

5. Pembuatan Amoniase.
Pembuatan amoniase dilakukan dengan memakai jerami padi, urea dan air. Jumlah yang dibentuk sesuai dengan ketersediaan jerami padi yang tersedia.

6. Penggilingan Pakan
Penggilingan pakan dilakukan untuk mengubah bentuk partikel pakan menjadi lebih gampang dicerna. Bahan-bahan pakan yang digiling yaitu terdiri dari jagung biji dan ikan tembang yang telah dijemur atau dikeringkan.

7. Penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT)
Penanaman Hijauan Makanan Ternak dilakukan di tanah kosong di sekitar areal persawahan. Hijauan yang ditanam yaitu kinggrass.

8. Penanaman Jagung
Penanaman jagung dilakukan di sebagian persawahan milik peternakan AA Pratama Agrifarm. Hal ini dilakukan untuk menyediakan pakan ternak yaitu silase disamping kuliner untuk penyediaan pakan berupa biji jagung dan dikonsumsi manusia.

9. Penyiangan tumbuhan jagung.
Setelah jagung terlihat setinggi 30 cm dari permukaan tanah dilakukan penyiangan. Hal ini dilakukan disamping untuk membersihkan jagung dari rumput dan juga sebagai penyedia hijauan segar bagi ternak.

10. Pemupukan jagung
Pemupukan jagung dilakukan untuk merangsang pertumbuhan jagung. Pupuk yang diberikan pada tumbuhan jagung ialah pupuk sangkar dan pupuk urea.

11. Penimbangan ternak.
Penimbangan ternak dilakukan seminggu sekali pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pertambahan bobot tubuh dari ternak penggemukan.


BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

5.1 PERMASALAHAN
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan di sangkar sapi milik peternakan AA Pratama Agrifarm, penulis menemukan beberapa permasalahan yang perlu untuk diperhatikan, antara lain ialah :

Perkandangan khususnya perihal lantai sangkar dan terusan pembuangan limbah (drynasse) mengalami kerusakan sehinga susah dalam penanganan limbah.

5.2 PEMBAHASAN

5.2.1 Manajemen Limbah
Manajemen limbah ialah perjuangan yang dilakukan dalam penanganan limbah. Limbah ternak ialah sisa buangan dari suatu acara perjuangan peternakan menyerupai perjuangan pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan lain-lain. Limbah tersebut mencakup limbah padat dan limbah cair menyerupai feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, dan sebagainya. Apabila perjuangan peternakan semakin berkembang maka limbah yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Limbah ternak terbanyak biasanya dihasilkan dari ternak ruminansia menyerupai sapi, kerbau kambing, dan domba. Selain menghasilkan feses dan urine, dari proses pencernaan ternak ruminansia menghasilkan gas metan (CH4) yang cukup tinggi.

Peternakan AA Pratama Agrifarm produksi limbah yang dihasilkan ialah limbah dari perjuangan penggemukkan sapi yaitu feses, urine, sisa pakan. Dari perjuangan tersebut limbah feses yang dihasilkan setiap hari ± 12 kg/ekor dalam berat basah. Limbah yang terdapat di peternakan AA Pratama Agrifarm sebagian besar ditampung di untuk pengolahan limbah sesudah satu periode produksi yaitu 3 bulan sekali. Manajemen limbah dari peternakan AA Pratama Agrifarm sudah cukup elok dan lengkap. Manajamen itu mencakup :

Perkandangan
Perkandangan yang baik tentunya penanganan limbah akan berjalan dengan baik sehingga tidak menjadikan pencemaran limbah. Tata letak perkandangan sapi yang ada di peternakan AA Pratama Agrifarm sudah sesuai dan bangunannya permanen.

Penanganan limbah
Penanganan limbah ialah perjuangan yang dilakukan untuk menangani pencemaran limbah biar tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penanganan limbah di peternakan AA Pratama Agrifarm yaitu: Feses yang tercampur dengan urine dikumpulkan dan dikeluarkan dari sangkar dan ditampung untuk dikeringkan dan diolah, dan sisa pakan berupa konsentrat dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang dicampur pada ketika pembuatan silase.

Pemanfaatan limbah
Pemanfaatan limbah pada peternakan AA Pratama Agrifarm ialah hasil pengolahan limbah berupa pupuk sangkar dimanfaatkan pada tanaman. Limbah pupuk sangkar yang diberikan pada tumbuhan ternyata memperlihatkan hasil yang bagus. Hal ini disebabkan lantaran pupuk sangkar menciptakan tanah lebih subur, gembur dan lebih gampang diolah.

5.2.2 Pengolahan Limbah Ternak
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memperlihatkan banyak manfaat. Jika tidak dikelola dengan baik, kotoran ternak sanggup menurunkan mutu lingkungan (kesehatan) dan mengganggu kenikmatan hidup masyrakat. Tumpukan kotoran ternak yang tercecer akan terbawa oleh pedoman air hujan ke kawasan yang lebih rendah. Hal ini akan mencemari air tanah dan air sungai yang bahwasanya jauh dari lokasi peternakan. Pengaruhnya akan semakin besar bila ditunjang oleh kebiasaan masyrakat yang kurang baik, yaitu memakai air sungai untuk acara mandi dan cuci. Di kawasan menyerupai ini, penyakit akan gampang menyebar. Dengan demikian, selain usulan untuk menjauhkan lokasi peternakan dari lokasi pemukiman, perlu pula dicari cara efektif untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan yaitu memanfaatkan kotoran tersebut untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. Dengan cara ini paling tidak ada dua laba yang diperoleh. Pertama, mengurangi resiko pencemaran lingkungan lantaran kotoran ternaknya sanggup ditangani. Kedua, laba akan diperoleh dari pemanfaatannya.

Pengolahan limbah ternak sapi yang dilakukan di lokasi peternakan AA Pratama Agrifarm ialah :

A. Pupuk Kandang
Pupuk sangkar didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang sanggup dipakai untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi bantalan menyerupai sekam pada ayam, jerami padi pada sapi kerbau dan kuda, maka bantalan tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk sangkar pula. Pada peternakan AA Pratama Agrifarm pupuk sangkar yang dibentuk ialah pupuk sangkar padat dari ternak sapi.

Pupuk sangkar padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tumbuhan dan sanggup memperbaiki sifat kimia biologi, dan fisik tanah. Penanganan pupuk sangkar padat akan sangat berbeda dengan pupuk sangkar cair. Penanganan pupuk padat oleh petani umumnya ialah sebagai berikut kotoran ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada ketika pencucian sangkar dan dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Setelah dua ahad penimbunan, biasanya kotoran telah memperlihatkan gejala kematangan. Tanda tanda jikalau pupuk sangkar telah matang yaitu jikalau diraba terasa dingin, diremas akan gampang rapuh, wujud telah berubah dari wujud aslinya dan amis aslinya (bau kotoran) telah hilang.

B. Sisa Pakan
Limbah sisa pakan merupakan sisa pakan yang terdapat dalam tempat pakan yang dikumpulkan pada hari berikut sesudah pertolongan pakan. Limbah ternak berupa konsentrat masih mengandung protein yang tingggi. Oleh lantaran itu sanggup dimanfaatkan kembali sebagai pakan ternak. Cara yang dilakukan dalam mengelola limbah sisa pakan ialah :
· Mengumpulkan sisa pakan pada tempat pakan.
· Membentanggkan karung sebagai bantalan di bawah sinar matahari dan menaruh sisa pakan tersebut secara merata di atas karung.
· Jemur selama 1 hari.
· Setelah kering betul, campurkan pada ketika pembuatan silase.
Sedangkan limbah lainnya yang berupa silase dikumpulkan dan diberikan eksklusif pada tanaman.

C. Bokasi
Limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi sanggup juga dilakukan pengolahan dengan pembuatan bokasi. Bokasi dibentuk pada final periode produksi atau pada ketika sesudah selesai pemanenan jagung biar sanggup dimanfaatkan pada tumbuhan sayur-sayuran. Bokasi yang dibentuk ialah bokasi pupuk kandang.

Bahan yang dipakai :
a. Pupuk sangkar sebanyak 1000 kg.
b. Sekam sebanyak 900 kg dan dedak sebanyak 45 kg.
c. Molases atau gula sebanyak 1 kg (100 ml).
d. EM4 sebanyak 1 botol (100 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan :
a. Pertama-tama dibentuk larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air.
b. Bahan pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.
c. Selanjutnya materi disiram larutan EM4 secara perlahan dan sedikit demi sedikit sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jikalau dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).

d. Adonan selanjutnya dibentuk menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu materi dipertahankan antara 40-50o C. Jika suhu materi melebihi50o C, maka karung epilog dibuka dan materi adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.

e. Setelah empat hari karung goni sanggup dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jikalau materi bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya ialah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jikalau dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.

f. Bokashi yang sudah jadi eksklusif dipakai pada tanaman. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi sanggup dikemas di dalam kantung plastik.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang sanggup diperoleh dari acara Praktek Kerja Lapangan di peternakan AA Pratama Agrifarm ialah :

Melalui acara PKL saya sanggup mengetahui dan mengerti banyak sekali macam pengetahuan perihal pengolahan limbah khususnya limbah ternak sapi.

Manajenen limbah yang ada pada peternakan AA Pratama Agrifarm sudah cukup bagus, hal ini dikarenakan dalam limbah yang dihasilkan eksklusif dimanfaatkan pada perjuangan pertanian.

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka sanggup disarankan kepada peternakan AA Pratama Agrifarm biar sanggup memperhatikan dan meningkatkan cara penanganan limbah biar limbah yang dihasilkan sanggup diolah sebagai pupuk olahan lainnya menyerupai pupuk cair, pupuk kompos, dan pembuatan biogas. Dari perjuangan tersebut sanggup dimanfaatkan sebagai pupuk pada tumbuhan ataupun sanggup dijual

0 Response to "Contoh Laporan Pkl Peternakan Sapi Potong"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel