Hubungan Kimia Dengan Peternakan
HUBUNGAN KIMIA DENGAN PETERNAKAN
A. Latar Belakang
Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang kemudian dimana bangsa Mesir mengawal dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah memakai teknologi yang akan menjadi dasar terbentuknya aneka macam macamcabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, menciptakan keramik dan kaca, fermentasibir dan anggur, menciptakan pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi materi kimia dari flora untuk obat obatan dan parfum, menciptakan keju, pewarna, pakaian, menciptakan paduan logam menyerupai perunggu.
A. Latar Belakang
Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang kemudian dimana bangsa Mesir mengawal dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah memakai teknologi yang akan menjadi dasar terbentuknya aneka macam macamcabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, menciptakan keramik dan kaca, fermentasibir dan anggur, menciptakan pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi materi kimia dari flora untuk obat obatan dan parfum, menciptakan keju, pewarna, pakaian, menciptakan paduan logam menyerupai perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakanserta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan balasannya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para hebat filsafat Yunani purba sudah mempunyai aliran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak sanggup dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah aliran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada kurun ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka ialah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yangberarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia sanggup dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier membuatkan hokum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia mempunyai sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
B. Rumusan Masalah
- Apakah kekerabatan kimia dengan nutrisi dan makana ternak?
- Apakah kekerabatan kimia dengan kesehatan ternak?
- Apakah kekerabatan kimia dengan limbah ternak?
C. Tujuan
- Mengetahui kekerabatan kimiadengan nutrisi dan masakan ternak
- Megetahui kekerabatan kimia dengan kesehatan ternak
- Mengetahui kekerabatan kimia dengan limbah ternak
PEMBAHASAN
Peternakan ialah perjuangan manuisa unntuk mengembang biakan dan memelihara jenis-jenis binatang tertentu, guna mendapat laba sosial eknomi menyerupai daging, susu, telur, tenaga dan pupuk tanpa merusak lingkungan. Peternakan juga terkadang dipandang bacin dan kotor yang disebabkan oleh feses ternak itu sendiri. Pada hal limbah tersebut sanggup diolah menjadi hal yang beguna bahkan mengutungkan jikalau dijadikan usaha.
Dalam perjuangan peternakan khususnya peternakan sapi lingkunganannya hendaknya harus diperhatikan menyerupai pakan, kesehatan dan pengolahan limbahnya.Apabila pakan tercukupi dan berserat baik maka pertumbuhannya akan lancar. Begitu pula kesehatan, jikalau ternak sehat maka nafsu makannya takkan terganggu sehingga proses pertumbuhan menigkat. Limbah sangkar terutama feses dan urin merupakan problem yang paling penting lantaran merupakaan sumber pencemaran lingkungan yang lebih banyak didominasi diareal peternakan sapi. Dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran ternak memerlukan konstruksi khusuS supaya kotoran tersebut sanggup dikelola dengan baik dan sempurna sehingga sanggup dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik.
A. Hubungan Kimia dengan Nutrisi dan Makanan Ternak
Ilmu nutrisi (Nutrience Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu wacana masakan dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang diharapkan badan untuk melaksanakan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan nutrisi (Gizi) ialah suatu proses organisme memakai masakan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi sanggup berkaitan dengan masakan dan badan manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan materi makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa kini yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan badan (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seekor ternak lantaran gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, dan produksi.
Dalam kehidupan seekor ternak proses pergantian sel-sel tubuhnya secara terus menerus berlangsung. Pergantian sel yang usang dengan gres membutuhkan energi yang sanggup diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada seekor ternak mulai dari mengambil dan mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pergantian selnya diistilahkan sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu nutrisi ternak sanggup diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan kekerabatan antara seekor ternak dengan lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya. Lingkungan yang dimaksud disini ialah pakan yang mengandung zat-zat masakan tertentu (nutrisi)
Perkembangan Ilmu Nutrisi
Pada awal kurun ke 20 ilmu nutrisi merupakan ilmu tersendiri yang banyak dikaji oleh ilmuwan yang sebelumnya telah dirintis oleh A.L. Lavoiser pada tahun 1743-1794. A.L Lavoiser ialah spesialis kimia berkebangsaan Perancis yang dieksekusi mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Proses respirasi dan pembebasan energi (kalorimeter) merupakan titik awal percobaan A.L Lavoiser dalam perkembangan ilmu pengetahuan nutrisi, sehingga banyak orang memberinya gelar sebagai “Bapak Ilmu Gizi”.
A.L Lavoiser beropini bahwa panas yang terdapat pada badan binatang berasal dari proses oksidasi didalam tubuhnya. Menurut A.L Lavoiser bahwa pembakaran merupakan proses oksidasi, yang sanggup dilihat pada proses pernafasan. Dalam proses pernafasan terjadi kombinasi dari karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) yang di hirup dari udara, pada proses ini jumlah oksigen yang sanggup dihirup dan karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh badan tergantung pada konsumsi pakan dan acara pekerjaan.
Ruang Lingkup Ilmu kimia
Sekitar 100 tahun sesudah penelitian A.L Lavoiser, pada kurun ke-19 ilmu masakan klasik mengemukakan bahwa semua materi masakan sanggup dibagi dalam 4 komponen, yaitu (1) karbohidrat (2) lemak (3) protein (4) mineral. Lemak dan karbohidrat sanggup saling menggantikan dalam batas-batas tertentu, sedangkan protein tidak sanggup digantikan oleh karbohidrat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Penemuan keempat zat masakan (nutrisi) tersebut telah meimbulkan presepsi pada ketika itu, bahwa hanya karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang sanggup memenuhi kebutuhan badan supaya sanggup berfungsi normal.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada permulaan kurun ke-20, menunjukan, bahwa protein mempunyai efek yang berbeda terhadap pertumbuhan ternak non-ruminansia. Kondisi ini telah menjadikan penelitian terus dilakukan untuk mencari jawaban terhadap efek protein terhadap perbedaan pertumbuhan ternak ruminansia tadi. Usaha tersebut ternayata tidak sia-sia, ilmuawa berhasil mengungkapkan bahwa perbedaan pertumbuhan ternak tersebut disebabkan adanya asam-asam amino di dalam protein.
Penelitian yang dilakukan semenjak tahun 1887-1905 yang dilakukan dengan menciptakan ransum murni “purified diet” yang berisi zat-zat masakan (nutrisi) yang telah diketahui pada ketika itu, balasannya mengambarkan pertumbuhan dan kesehatan dari ternak penelitian tidak optimal. Hasil penelitian penggunaan ransum murni menjelaskan bahwa pertumbuhan dan kesehatan ternak tersebut tidak normal lantaran ransum kurang mengandung vitamin. Hasil tersebut telah menunjukan, bahwa vitamin sebagai salah satu zat nutrisi yang esensial bagi badan ternak yang banyak diteliti oleh ilmuawan pada awal kurun 20. Salah zat masakan yang juga penting dalam pakan/ransum ternak ialah mineral yang diketahui banyak terdapat dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan jenis mineral kalsium dan zat besi sebagai salah satu zat esensial. Beberapa tahun kemudia ilmua Ringer (1885) dan Locke (1990), menjelaskan hasil penelitiannya bahwa cairan badan perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Pada awal kurun 20, ilmuawa Loeb melaksanakan penelitian wacana efek konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
B. Hubungan Kimia dengan Kesehatan Ternak
Guna memperdalam keilmuan kita wacana kekebalan pada ternak, maka teori antigen-antibodi penting untuk dipelajari. Antigen ialah zat-zat gila yang pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan basil dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda gila atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi.
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang cocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.
Sel- sel kunci dalam respon antigen-antibodi ialah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus.
C. Hubungan Kimia dengan limbah Ternak
Dalam pengolahan limbah, di mana dalam pengolahan limbah peternakan ada banyak sekali amonia, gas metana, dan senyawa organik lainnya yang terlibat. Bagaimana mengendalikan senyawa-senyawa tersebut supaya bermanfaat memerlukan aplikasi di bidang ilmu kimia. Misalnya pemanfaatan gas metana yang dihasilkan sanggup dijadikan pupuk petrokimia, pemanfaatan amonia untuk dijadikan pupuk juga.
Kasus lainnya yang lebih aplikatif contohnya pengolahan kulit sapi (penyamakan kulit), niscaya butuh materi kimia tertentu. Juga pemanfaatan senyawa kimia tertentu dalam mengawetkan daging sapi.
KESIMPULAN
Jadi, dari uraianseperti yang telah dijelaskan sebelumnya sanggup disimpulkan bahwa kekerabatan antara peternakan dengan kimia ialah Masalah pakan: jikalau mengetahui kandungan apa saja pada jenis pakan tersebut maka hasil produksi ternak akan cantik serta pertumbuhannya sangat baik. Kesehatan : apabila binatang ternak mengalami sakit atau stress dengan mempelajari dan memahami ilmu kimia maka peternak sanggup meracik ramuan untuk penyembuhan binatang tersebut. Limbah ternak: sanggup dimanfaatkan sebgai pupuk dan sebagainya tentu dengan aplikasi kimia
0 Response to "Hubungan Kimia Dengan Peternakan"
Post a Comment