Keindahan Bunyi Perkutut

Konkurs merupakan wujud pengukuran keindahan bunyi perkutut hasil peternakan, pemeliharaan, dan perawatan. Konkurs diselenggarakan oleh P3SI. Pelaksanaannya ada beberapa tingkat yang diubahsuaikan dengan lingkupnya. Penyelengaraan konkurs perkutut diatur oleh P3SI ( Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia ). Organisasi ini bersifat Non politik dan non komersial. Organisasi ini dibuat dengan tujuan antara lain menghimpun para pelestari perkutut dalam satu wadah organisasi yang teratur, menyebarluaskan kecintaan seni bunyi perkutut, berbagi ilmu pengetahuan perkutut (termasuk peternakan, pelestarian, dan penjurian ), menanamkan rasa setia mitra san semangat bantu-membantu di antara penggemar perkutut, serta menyelenggarakan konkurs perkutut secara terjadwal dan teratur.

Kedudukan pengurus sentra P3SI di ibukota ( Jakarta ). Pengurus sentra membentuk koordinator wilayah ( Korwil ) pada setiap propinsi, kordinator tempat ( Korda ) pada setiap kotamadya dan kabupaten, serta Sub-korda di setiap kecamatan.

Pelaksanaan konkurs perkutut mencakup tata cara penyelenggaraan, tata cara penjurian, dan sistem evaluasi bunyi perkutut. Keseluruhannya dihimpun dalam satu ketetapan, yaitu Tata cara konkurs dan penjurian P3SI. Jenjang konkurs berdasarkan aliran P3SI dibedakan 4 tingkat, yaitu lokal, regional, besar dan nasional.

Konkurs lokal dilaksanakan oleh Sub-korda. Penyelenggaraanya dianjurkan sebanyak mungkin. Konkurs ini bersifat penggalakan sebab diutamakan untuk memberi peluang kepada perkutut gres yang belum terlatih. Diharapkan sehabis mengikuti konkurs lokal, nantinya sanggup ikut serta dalam konkurs regional, besar, dan nasional. Bagi anggota atau penggemar perkutut gres dan penggemar berekonomi lemah, ajang ini merupakan kesempatan yang elok untuk latihan bagi perkututnya. Dalam konkurs ini, jumlah kerekan yang dipasang bebas, tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Konkurs regional yaitu konkurs yang diselenggarakan untuk memperebutkan kejuaraan daerah, ibarat piala Bupati, piala Walikota, maupun piala HUT Kota setempat. Konkurs ini diselenggarakan oleh Korda. Dalam pelaksanaan konkurs regional, arena lomba berupa lapangan terbuka, berbentuk blok persegi empat, (5 X 5 atau 5 X 6 m). Tinggi kerekan 7-7,5m. Jarak antar kerekan 4-5 m. Penilaian dipertanggung-jawabkan oleh 3 atau 4 juri penilai yang terdiri dari 2 koordinator juri, 2 atau 1 orang dewan juri. Juri tersebut dibantu oleh penancap bendera yang jumlahnya 4 orang atau sesuai kebutuhan. Perkutut yang dilombakan disebut berbunyi dan mulai diberi nilai kalau telah berbunyi berturut-turut sedikitnya 5 kali.

Konkurs Besar yaitu konkurs yang diselenggarakan untuk memperebutkan kejuaraan wilayah yang dikaitkan dengan peringatan hari-hari besar nasional, ibarat HUT RI, Hari Pahlawan, Hari Kesaktian Pancasila. Konkurs ini dibedakan dua jenis, yaitu konkurs besar terjadwal dan konkurs besar atas seruan Korwil P3SI. Dalam Penyelenggaraannya, lapangan dibagi dalam blok persegi empat berukuran 5 m X 5 m atau 6 m X 6 m. Tinggi kerekan 7 – 7,5 m dengan jarak antar kerekan 4 – 5 m. Jumlah kerekan diubahsuaikan dengan kebutuhan. Penilaian dipertanggung-jawabkan oleh 4 orang juri penilai, 2 koordinator juri, 1-2 orang dewan juri, dan 4 orang pembantu penancap bendera. Syarat burung mulai diberi nilai yaitu sehabis burung berbunyi berturut-turut sedikitnya 8 kali.

Konkurs Nasional dilaksanakan untuk memperebutkan kejuaraan tingkat nasional, ibarat perebutan piala kejuaraan nasional P3SI (Kejurnas), piala hari ulang tahun P3SI dan piala Hari Lingkungan Hidup. Masing-masing konkurs tersebut dilakukan setahun sekali. Sebagai pelaksanaannya yaitu Korda-Korda yang jadwalnya digilir. Subkorda tidak dibenarkan sebagai pelaksana. Konkurs Nasional maksimal terdiri 144 kerekan. Bentuk tiap-tiap blok berupa persegi empat (5 X 5 atau 6 X 6 m). Tinggi kerekan 7 – 7,5 m. Jarak antar kerekan 4-5 m. Penilaian dipertanggung jawabkan oleh 4 orang juri penilai, 2 orang koordinator juri, 2 orang dewan juri, dan 2 orang pembantu penancap bendera. Syarat burung berbunyi dan mulai diberi nilai sehabis berturut-turut berbunyi sedikitnya 8 kali. Burung perkutut yang telah mendapat juara nasional maupun juara besar tidak dibenarkan untuk diikutsertakan dalam kejuaraan konkurs lokal. Dengan adanya perbedaan ketentuan-ketentuan pada tiap-tiap konkurs, rasa gembira pemilik burungpun akan berbeda-beda kalau burungnya mendapat juara.

Berdasarkan usia dan prestasi perkutut yang disertakan, konkurs perkutut dibedakan atas 3 kelas, yaitu konkurs piyik, yunior, dan senior. Konkurs piyik pada umumnya digelar pada hari Sabtu sore, menjelang lomba konkurs senior atau yunior yang berlangsung pada esok pagi harinya. Dengan demikian, konkurs piyik telah menjelma konkurs sore. Kelemahan konkurs sore untuk piyik yaitu banyak piyik yang terkena stress sebab kondisi fisik yang belum sekuat perkutut dewasa. selama ini, belum ada hukum baku untuk konkurs piyik. Bunyi piyik tak mungkin gacor ibarat perkutut berilmu balig cukup akal yang bisa berbunyi hingga 5-6 kali berturut-turut. Paling banter kemampuan piyik hanya berbunyi 2-3 kali saja.

0 Response to "Keindahan Bunyi Perkutut"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel