Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Cair

Latar Belakang

Selain untuk meningkatkan hasil pertanian baik untuk tumbuhan keras maupun lunak, pupuk organik sangat cocok dipakai dialam tropis ini, lantaran tidak meninggalkan residu di dalam tanah dan menciptakan tanah menjadi gembur. Residu yang bertumpuk didalam tanah dalam jangka waktu panjang akan merusak unsur hara didalam tanah yang berakibat tanah menjadi keras dan menggumpal.
Ada tiga unsur yang sangat memilih tingkat kesuburan tanah di lahan pertanian yaitu unsur biologi, fisika dan kimia, ketiga unsur ini saling terkait dan harus seimbang. Ketimpangan unsur didalam kandungan tanah akan mematikan unsur biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak sanggup menyimpan air. Kalau sudah terjadi ketimpangan ini, pemulihannya akan memakan waktu usang dan memakan biaya yang besar.
Sekarang ini sedang maraknya acara “Go Green” yang mana semua produk khususnya yang dikonsumsi insan diupayakan bersifat organik. Melihat peluang tersebut banyak kalangan (pengusaha, produsen, pedagang, dan lain-lain) yang cepat-cepat beralih ke produk organik dengan memanfaatkan banyak sekali limbah untuk pembuatan pupuk organik.
Pupuk dari urin bagi sebagian orang mungkin terdengar tak lazim, tapi begitulah kenyataannya. Urine sapi merupakan komoditi yang berharga lantaran urine sapi mengandung unsur Nitrigen yang tinggi yang mempunyai kegunaan untuk menyuburkan tanah. Oleh lantaran itu, sudah banyak sekali petani yang mengolah dan memakai urine sapi sebagai pupuk organik yang irit dan menguntungkan.

 Selain untuk meningkatkan hasil pertanian baik untuk tumbuhan keras maupun lunak Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Cair

TINJAUAN PUSTAKA

Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya yaitu Anty (1987) melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang sanggup dipakai sebagai pengatur tumbuh diantaranya yaitu IAA. Lebih lanjut dijelaskan bahwa urine sapi juga memperlihatkan imbas positif terhadap pertumbuhan vegetatif tumbuhan jagung. Karena baunya yang khas urine ternak juga sanggup mencegah datangnya banyak sekali hama tumbuhan sehingga urine sapi juga sanggup berfungsi sebagai pengendalian hama tumbuhan dari serangan (Phrimantoro, 1995).
Marsono dan Paulus Sigit (2002), melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat pada kotoran ternak cair. 

Nutrisi organik dari hasil fermentasi sudah seimbang dalam jumlah dan komposisi unsur-unsur yang dikandung nutrisi tersebut Harahap (2003). Pada Pupuk buatan yang mengandung satu nutrisi saja bertolak belakang dengan pupuk organik yang bermacam-macam dan seimbang (Hsieh S.C dan C.F. Hsieh (1987)
Nutrisi alami belum banyak dimanfaatkan atau dipakai oleh masyarakat secara luas, sedangkan untuk pupuk telah usang dipakai petani. Pupuk atau nutrisi ini berasal dari kotoran hewan, menyerupai ayam, kambing, kerbau, kuda, babi, dan sapi. Kotoran tersebut sanggup berupa padat dan cair (urine ternak) dengan kandungan zat hara yang berlainan. Pupuk sangkar cair jarang digunakan, padahal kandungan haranya lebih banyak. Hal ini disebabkan untuk menampung urine ternak lebih susah repot dan secara estetika kurang baik amis (Phrimantoro, 1995).
Fermentasi merupakan acara mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang bisa mengubah atau mentranspormasikan senyawa kimia ke subtrat organik (Rahman,1989). Selanjutnya Winarno (1990) mengemukan bahwa fermentasi sanggup terjadi lantaran ada acara mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini sanggup menimbulkan perubahan sifat materi tersebut.
Joo. Y.H (1990). Melaporkan bahwa teknologi fermentasi anaerob untuk skala petani telah banyak dikembangkan, dimana akhirnya pupuk sangkar dikonversikan tidak hanya dalam bentuk pupuk organik cair yang anggun tetapi juga dalam bentuk biogas yang berenergi tinggi.
Prinsip dari fermentasi anaerob ini yaitu materi limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi anaerob. Studi perihal jenis basil yang respon untuk fermentasi anaerob telah dimulai semenjak tahun 1892 hingga sekarang. Ada dua tipe basil yang terlibat yaitu basil fakultatif yang mengkonversi sellulola menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan basil obligate yang respon dalam proses dekomposisi final dari materi organik yang menghasilkan materi yang sangat mempunyai kegunaan dan alternatif energi pedesaaan. (Joo, 1990).


PEMBAHASAN

Kebutuhan akan materi pangan terus juga meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Dengan kemajuan teknologi beberapa produksi pertanian masih sanggup ditingkatkan melalui upaya intensifikasi pertanian. Upaya intensifikasi ini juga akhir-akhir mengalami kendala menyerupai semakin kecilnya subsidi pemerintah terhadap sarana produksi pertanian (pupuk, pestisida dan lain-lain).
Dengan adanya krisis ekonomi yang dialami oleh negara kita hingga sekarang, dampak ini juga dirasakan oleh para petani. Dimana daya beli masyarakat tani menjadi berkurang dan ditambahkan lagi harga pupuk dan sarana produksi lain yang semakin tinggi. Masalah ini menimbulkan petani tidak banyak menerapkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksinya.
Masalah lain dari pupuk buatan yang dipakai selama ini yaitu menimbulkan rusaknya struktur tanah akhir pemakaian pupuk buatan yang terus menerus sehingga perkembangan akar tumbuhan menjadi tidak sempurna. Hal ini juga akan memberi dampak terhadap produksi tumbuhan yang diusahakan pada tanah yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari imbas sarana produksi terhadap lingkungan telah banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menimbulkan ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah.
Sistem budidaya secara organik kini telah menampakan hasil yang cukup signifikan pada tingkat peneliti tetapi ditingkat petani masih terbatas yang menerapkannya. Begitu juga penerapan budidaya secara hidroponik. Hidroponik yaitu teknik budidaya tumbuhan tampa memakai media tanah sebagai media tumbuhnya. Sistem hidroponik pun mempunyai kelemahan dalam pembiayaan awal dan operasinya. Sehingga hidroponik pun kurang berkembang di masyarakat tani. Menurut hasil laporan Trubus (2002) sistem hidroponik sangat mahal, terutama untuk sumbangan nutrisi tanamanannya (70 % biaya produksi dipakai untuk hal ini). Di lain pihak produksi yang rendah disebabkan beberapa hal, yaitu banyak petani yang belum menerapkan cara budidaya yang baik, menyerupai penggunaan pupuk yang kurang berimbang, perawatan yang kurang intensif dan salah perhitungan waktu tanam.
Tetapi kini dengan telah berkembangnya teknologi fermentasi problem nutrisi pada sistem budidaya hidroponik telah memperlihatkan impian baru. Apalagi materi baku yang dipakai untuk menciptakan nutrisi juga merupakan limbah dari peternakan, yang selama ini juga sebagai materi buangan.
Produk utama yang sanggup dimanfaatkan dari peternakan ruminansia besar dan ruminansia kecil antara lain daging, susu dan kulit yang telah terbukti mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Hasil sampingannya berupa kotoran feces yang dimanfaat sebagai pupuk organik berupa kompos juga sanggup dimanfaatkan sebagai pupuk, maka ketika ini urine juga ternyata mulai menjadi komoditi berharga kalau sanggup dimanfaatkan dengan baik.
Oleh lantaran itu, sebagai salah satu potensi dalam bidang peternakan, maka perlu melihat peluang-peluang dari produk-produk peternakan yang sanggup dimanfaatkan. Salah satu peluang, yang sanggup dimanfaatkan yaitu kotoron dan limbah urine sebagai materi baku pembuatan pupuk cair organik. Saat ini penggunaan pupuk organik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Dengan sentuhan penemuan teknologi, limbah urine diproses (difermentasi) menjadi pupuk cair dengan kandungan hara tinggi berbahan limbah urine (biourine) sebagai nutrisi tumbuhan sehingga mengakibatkan salah satu pendapatan bagi setiap peternak.
Pemanfaatan limbah urine sebagai salah satu pupuk organik memperlihatkan hasil yang cukup menjanjikan, sehingga peternak sudah bisa memperoleh hasil sebelum ternak itu dijual. Harga urine yang sudah diolah dan menjadi pupuk cair, berkisar antara Rp 7.000-Rp 8.000/liter. Pemanfaatan urine ini sangat berpotensi, sehingga perlu memberdayakan peternak biar semua produk dari ternak bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan laba secara ekonomis, meski awalnya perlu ada pendampingan terhadap peternak, terutama soal teknik atau cara menampung urine hingga proses pembuatan menjadi pupuk cair.
Urine sapi (air kencing sapi) sangat bermanfaat sekali bagi petani lantaran urine sapi mengandung berbagai unsur hara sehingga sanggup dipakai sebagai pupuk cair. Sebelum dipakai sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah tersebut adalah:

Bahan Pupuk cair
Bahan yang dipakai dalam pembuatan pupuk cair sangat sederhana dan gampang di dapat. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah:
1. Urine sapi 20 liter
2. Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter
3. Segala jenis empon-empon (Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-masing ½ kg
4. Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan
5. Bakteri dekomposer (EM4, Simba, Mbio atau lainnya)
Cara Pembuatan
Urine sapi di tampung dan dimasukan ke dalam drum plastic
Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan amis urine ternak dan memperlihatkan rasa yang tidak disukai hama.

Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, kemudian dimasukkan starter atau basil dekomposer menyerupai EM4 dan air rendaman kedelai. Tetes tebu, air rendaman kedelai dan starter (Sacharomyces cereviceae) ini mempunyai kegunaan untuk fermentasi dan nantinya sehabis jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada didalam tanah.

Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.

Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.
Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.

Setelah pembuatan pupuk cair selesai akhirnya bagus. Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi sehabis difermentasi warnanya berkembang menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine. Penulis sudah mencobakan pada tumbuhan sayur dan bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga sanggup meningkatkan laba pertanian serta memperlihatkan laba bagi kita.
Cara penggunaan pupuk cair dari urine sapi ini yaitu dicampur dengan air dengan perbandingan 10% (1 urine: 10 air)
· Untuk seed treatmen benih/biji direndam selama semalam
· Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
· Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki
Manfaat Pupuk Cair
Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan demikian, para petani tak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup tumbuhan dipupuk dengan memakai pupuk organik yang berasal dari limbah urine sapi. Pupuk organik mempunyai imbas jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu sanggup memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang kondusif bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini sanggup dipakai untuk pupuk yang ramah lingkungan. Manfaat lain yaitu:
·  Zat perangsang pertumbuhan akar tumbuhan pada benih/bibit
· Sebagai Pupuk daun organik
Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akhir serangan thrip.


PENUTUP

Dari data pembahasan di atas, sanggup ditarik kesimpulan bahwa:
1. Urine sapi sanggup dimanfaatkan sebagai materi pupuk cair lantaran banyak mengandung unsur hara menyerupai Nitrogen yang sanggup menyuburkan tanah.
2. Kunci dalam pembuatan pupuk cair ini yaitu adanya fermentasi dari mikrobia yang sengaja ditambahkan.
3. Urine sapi sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi sehabis difermentasi warnanya berkembang menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau urine
4. Manfaat pupuk cair yaitu sanggup memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang kondusif bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini sanggup dipakai untuk pupuk yang ramah lingkungan. Manfaat lain yaitu:
· Zat perangsang pertumbuhan akar tumbuhan pada benih/bibit
· Sebagai Pupuk daun organik
Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akhir serangan thrip.

0 Response to "Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Cair"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel