Model Kelembagaan Pengembangan Ternak Kambing
Model Kelembagaan Pengembangan Ternak Kambing
Secara umum perjuangan pemeliharaan ternak kambing yang dilakukan oleh petani di Desa Sambelia yakni perjuangan pembibitan kambing (75%) dan masih bersifat sampingan (62,5%). Pola perjuangan menyerupai ini petani tidak lagi memikirkan peningkatan populasi dan peningkatan pendapatan perjuangan ternak serta keberlanjutan usaha.
Pemberdayaan petani melalui kegiatan sistem usahatani ternak kambing di lahan kering yang mencakup pemberdayaan teknologi, kelembagaan, pinjaman permodalan melalui perguliran ternak kambing, pemanfaatan sumberdaya lokal (bahan hijauan pakan, materi kandang, dan ternak kambing jenis lokal) mengatakan bahwa terjadi peningkatan produktivitas (60,87%) dan peningkatan populasi kambing (75,9%). Penerapan teknologi, pemanfaatan sumberdaya lokal dan pemberdayaan kelembagaan serta pemberdayaan permodalan melalui sistem perguliran dalam perjuangan pemeliharaan kambing memiliki hubungan dengan peningkatan reproduksi ternak yang berdampak pada peningkatan produksi dan pertambahan populasi.
Model kelembagaan pengembangan ternak kambing di lahan kering yang dibangun dalam pengkajian sistem usahatani yakni membangun kerjasama antara forum produksi dengan lembaga-lembaga lain. Pengembangan perjuangan ternak kambing pada lahan kering tetap mengacu pada pemanfaatan sumberdaya alam atau sumberdaya lokal, sumberdaya sosial (SDM, ekonomi, Sosial budaya) dan sistem permodalan yang relatif bertahan sesuai kondisi masyarakat setempat. Penguatan kelembagaan dan permodalan petani melalui sistem bagi hasil dan pengelolaan permodalan dari usahatani pangan akan meningkatkan sumberdaya ekonomi dan sosial masyarakat petani.
Dinas peternakan atau instansi terkait dalam melaksanakan aktivitas pengembagan peternakan menurut kebijakan pemerintah harus bisa berkoordinasi dan berhubungan dengan forum sumber teknologi. Dinas selaku pelaksana teknis dengan pinjaman kebijakan pemerintah belum maksimal melaksanakan penguatan permodalan kelompok/petani melalui perjuangan ternak kambing dengan sistem bagi hasil. Hasil penelelitian mengatakan bahwa contoh bagi hasil dan sistem perguliran ternak kambing pembibitan dan penggemukan lebih disukai petani. Keterlibatan instansi terkait dalam penumbuhan permodalan petani perlu mempertimbangkan kondisi sumberdaya sosial dan sumberdaya alam. Pihak terkait yang secara pribadi melaksanakan pemberdayaan kelembagaan tani dan transfer teknologi yakni PPL. PPL yang tinggal di desa mengatakan interaksi nyata dengan petani maupun kelompok tani.
Informasi teknologi dan sosial ekonomi merupakan informasi penting yang sangat dibutuhkan petani dalam pengembangan perjuangan peternakan. Peranan BPTP sebagai sumber teknologi atau penghasil teknologi dan pemerintah tempat yang dalam hal ini Dinas Peternakan melalui PPL sebagai pengguna teknologi dan sekaligus sebagai mediator penyebaran teknologi ke tingkat petani dibutuhkan bisa membuat kerjasama dan koordinasi dalam meningkatkan daya saing perjuangan peternakan pada sentra-sentra produksi. Penyebaran informasi teknolog hasil penelitian perlu menjadi prioritas dalam mendukung peningkatan produksi kambing pada sentra-sentra produksi. Alternatif model kelembagaan pengembangan kambing tersebut sanggup menjadi informasi dasar bagi pihak terkait dalam merancang aktivitas pengembangan peternakan, bisa dilakukan secara integrasi antara ternak kambing dengan tanaman jagung dalam suatu konsep agribisnis. Menurut Makka (2004) bahwa upaya yang ditempuh sanggup berupa pengembangan dan aplikasi model-model yang sanggup direplikasi diberbagai wilayah sesuai kondisi agroekosistem dan contoh perjuangan petani setempat.
Kelembagaan produksi yang dibuat dalam pengembangan perjuangan ternak kambing di lahan kering yakni perjuangan pembibitan dan penggemukan. Antara kelembagaan produksi ternak kambing telah memiliki jaringan dengan forum pemasaran ternak. Akan tetapi kelembagaan produksi belum bisa menyediakan ternak sesuai jumlah dan kulitas ternak yang diminta pasar. Hal ini disebabkan populasi ternak kambing yang dipelihara masing-masing anggota kelompok relatif sedikit yaitu berkisar 5 – 7 ekor per rumah tangga.
0 Response to "Model Kelembagaan Pengembangan Ternak Kambing"
Post a Comment