Mengenal Burung Murai Batu
Burung Murai Batu mempunyai nama latin Copsychus malabaricus. Salah satu burung peliharaan yang terkenal di Indonesia ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama White-rumped Shama. Burung ini merupakan burung endemik Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun pada tahun 1931 Alexander Isenberger dari Malaysia sudah memperkenalkannya ke Kaua'i, Hawai'i dan pada tahun 1940 Hui Manu Society memperkenalkannya ke wilayah O'ahu.
Habitat burung murai batu antara lain di rerimbunan hutan bambu (Asia), dan di hutan lembah (Hawaii). Murai watu biasanya membangun sarangnya di semak-semak atau di pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi di hutan dataran rendah.
Burung murai watu terbagi dalam banyak ras, diantaranya ialah ras nominate (hidup di wilayah Ghats Barat, India bab Selatan), leggei (Sri Lanka), indicus (India bab Utara), albiventris (Kepulauan Andaman, kini dipisahkan dalam spesies tersendiri yaitu Andaman Shama), interpositus (Asia Barat Daya, China, Thailand, Myanmar, hingga kepulauan Mergui), dan mallopercnus (Semenanjung Malaysia).
Sementara di Indonesia, beberapa ras murai watu yang ada antara lain ras tiga-warna (tricolor) ditemukan di Sumatera, Jawa, Bangka, Belitung, dan Kepulauan Karimata. Ras mirabilis (Selat Sunda), melanurus (Barat Laut Sumatera), opisthopelus, javanus, omissus, ochroptilus, abbotti, eumesus, suavis (Kalimantan). Dan masih ada lagi beberapa lainnya.
Murai Batu mempunyai berat tubuh sekitar 1 - 1,2 ons dengan panjang sekitar 9 - 11 inch. Murai Batu Jantan mempunyai bulu hitam berkilau, bab perut berwarna kastanye, dengan bulu putih pada bab pantat dan ekor luar. Sedangkan yang betina mempunyai warna cokelat keabuabuan dan cenderung lebih pendek dibandingkan dengan yang jantan. Baik jantan ataupun betina, keduanya mempunyai paruh berwarna hitam dan kaki berwarna pink. Untuk murai muda, warna bulunya seolah-olah si betina, tetapi dengan sedikit bercak di dada.
Murai Batu cenderung lebih aktif diwaktu senja (crepuscular). Mereka merupakan burung yang pemalu tetapi sangat teritorial. Baik jantan ataupun betina mempunyai tempat teritorialnya sendiri-sendiri. Selama animo kawin pejantan akan menjaga daerahnya hingga seluas 0,9 hektar.
Kicauan Murai Batu sangat variatif dan indah, sehingga burung ini begitu terkenal dijadikan sebagai burung peliharaan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Suaranya keras dan jernih serta khas.
Makanan Burung Murai Batu di alam liar ialah serangga. Namun untuk yang sudah dikandang, mereka juga sering diberi makan biji-bijian yang dicampur kuning telur dan daging mentah.
Musim kawin murai watu terjadi antara bulan Januari hingga September, tetapi biasanya pada bulan April mereka sudah bertelur 3 hingga 4 butir. Saat menciptakan sarang, si betina akan mengumpulkan akar, daun, ranting untuk menciptakan sarang, sementara yang jantan hanya mengawasi dan menjaga si betina.
Telur-telur murai watu akan dierami oleh si betina selama kurang lebih 12-15 hari. Setelah menetas, baik si jantan maupun si betina secara bahu-membahu mengasuh belum dewasa mereka.
Referensi : wikipedia Sumber http://burungue.blogspot.com
0 Response to "Mengenal Burung Murai Batu"
Post a Comment