Cara Melaksanakan Vaksinasi Yang Benar

Kegagalan Vaksinasi 

Dalam dunia peternakan hal vaksinasi yaitu hal yang sangat penting juga di perhatiakan demi kesuksean beternak, nah untuk itu car vaksinasi pun harus perlu diketahui dengan benar ....diwah ini yaitu cara vaksinasi yang benar

Disamping administrasi pemeliharaan yang baik, terdapat dua tindakan penting untuk memerangi penyakit ayam, yaitu pencegahan dan pengobatan. Tindakan pencegahan pada ayam dilakukan melalui aktivitas vaksinasi untuk penyakit-penyakit tertentu yang sering mewabah. Adanya vaksinasi ini dibutuhkan sanggup menghasilkan kekuatan biologis dari dalam badan ayam untuk melawanpenyakit tersebut dengan cara merangsang timbulnya antibodi (imunitas). 

Telah terbukti bahwa vaksinasi bisa menekan timbulnya penyakit patogen pada ayam. Contoh penyakit yang terkenal pada ayam yaitu Newcastle Diseases (ND), Marek’s Diseases dan IBD (Infectious Bursal Diseases). Penyakit-penyakit ini telah mengakibatkan angka mortalitas yang tinggi pada ayam. Seringkali aktivitas vaksinasi terhadap penyakit tersebut sudah dilakukan, namun akibatnya angka mortalitas masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya kegagalan terbentuknya imunitas yang cukup untuk melawan virus penyebab penyakit. Ternyata, vaksinasi tidak sanggup secara total menjamin ketahanan ayam terhadap serangan penyakit. Timbul pertanyaan, mengapa terjadi kegagalan vaksinasi?, mengapa vaksinasi tidak bisa memperlihatkan pertahan penuh pada ayam?. Beberapa faktor yang mengakibatkan kegagalan vaksinasi yaitu menyangkut life span vaksin, cara vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada ternak, mikotoksin dan kontaminan lain, menyerupai limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida. 

1. Vaksin. Pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau kadaluwarsa mengakibatkan vaksin tidak berkhasiat apabila digunakan lantaran tidak akan menghasilkan imunitas yang diharapkan. Apabila temperatur pada ketika penyimpanan dan transportasi vaksin di atas 4 derajat celcius, maka vaksin akan kehilangan potensinya. Demikian pula vial dan materi asal vial yang tidak memenuhi syarat. Bahan pengencer yang disediakan berkualitas rendah. Seringkali digunakan materi pengencer berupa air sumur, air destilasi atau garam fisiologis, hal ini tidak dibenarkan. Perlu dicatat bahwa materi pengencer yang digunakan yaitu yang telah disediakan oleh pabrik pembuat vaksin. Bahan pengencer dihentikan dicampur atau ditambahkan zat apapun. 

2. C Secara khusus takaran dan cara/route sumbangan vaksin tertentu sudah ditetapkan oleh prara Vaksinasi.odusen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut dilakukan tidak sesuai hukum maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik dan dropper yang tidak steril dan tidak stabil akan mengurangi potensi vaksin. Salah dosis, kekurangan takaran vaksin akan mengakibatkan imunitas yang kurang. Kelebihan takaran akan mengakibatkan immunotolerant dan harga vaksin menjadi mahal. Bahan pengencer yang tidak steril menjadikan vaksin tidak murni lagi. Kadang-kadang peternak memakai materi pengencer berupa air ledeng yang mengandung chlorin, sehingga vaksin kurang menghasilkan potensi antigenisitasnya dan mengakibatkan timbulnya antibodi yang kurang. Route sumbangan vaksin yang sering digunakan antara lain : intra muskuler (injeksi serabut otot), tetes hidung (intra nasal), tetes mata (intra oculer), subkutan (di bawah kulit). Route sumbangan vaksin harus dilakukan sesuai petunjuk produsen vaksin. Kesalahan route sumbangan vaksin mengakibatkan potensi imunitas yang dihasilkan kurang memuaskan. Jadwal sumbangan vaksin seringkali tidak diperhatikan peternak. Beberapa vaksin harus diulang pemberiannya dan dikenal dengan istilah booster. Apabila rangkaian sumbangan vaksin yang mungkin terdiri dari booster I dan booster II dan seterusnya tidak lengkap dilakukan , maka imunitas yang dibutuhkan tidak akan tercapai. 

3. Antibodi Maternal. Antibodi maternal yaitu antibodi yang berasal dari induk yang diturunkan kepada anak, bila pada ayam melalui kuning telur pada waktu telur masih ada di ovarium. Kegunaan antibodi tersebut yaitu untuk ketahanan badan anak terutama pada awal-awal kehidupannya. Antibodi ini diperoleh secara pasif. Vaksinasi yang dilakukan pada ketika antibodi maternal masih ada dalam darah sirkulasi, artinya belum secara total dikatabolisme, maka vaksin yang diberikan akan percuma, lantaran dinetralisir oleh antibodi maternal. Hasil penelitian Zalizar dan Rahayu (1997), memperlihatkan bahwa sesudah sumbangan vaksin ND La Sota ke-I pada ayam umur 8 hari, titer HI (Hemaglutinasi Inhibisi) menurun sangat drastis hingga 78,75% dari antibodi maternalnya, hal ini disebabkan masih ada campur tangan antibodi maternal terhadap keberhasilan vaksinasi. Titer HI sesudah sumbangan vaksin ND La Sota ke-II, yaitu pada umur 18 hari, ternyata jauh lebih tinggi daripada titer HI vaksinasi ke-I. Demikian pula titer HI sesudah vaksinasi ke-tiga, pada umur 28 hari, lebih tinggi daripada titer HI vaksinasi ke-I dan ke-II. Antibodi maternal secara efektif mencegah keberhasilan vaksinasi hingga antibodi tersebut habis, yaitu sekitar 10 – 20 hari sesudah ayam menetas. 

4. Cold Storage (pendingin). Vaksin harus dipertahankan tetap cuek dari mulai dikeluarkan oleh pabrik pembuat hingga pada ketika akan diberikan kepada ternak. Vaksin dan materi pengencer kadang kala menjadi satu tempat, akan tetapi kadang juga terpisah dengan temperatur penyimpanan yang berbeda, hal ini tergantung dari pabrik pembuat vaksin. Tindakan yang lebih hati-hati yaitu apabila selama transportasi vaksin ditempatkan di ice box sehingga temperatur yang rendah sanggup selalu dipertahankan. 

5. Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan bekerjasama pribadi dengan status imun ayam yang mendapatkan vaksin. Immunocompetence yaitu istilah yang digunakan untuk menyatakan kemampuan membentuk antibodi yang dimiliki oleh ternak. Immunocompetence sangat dipengaruhi oleh faktor kongenital (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Faktor kongenital yang banyak berperan yaitu organ-organ limfoid, yang terdiri atas : bursa fabricius pada ayam, thymus, lien yang akan menghasilkan sel-sel limfosit. Bursa fabricius merupakan daerah pendewasaan dan deferensiasi sel-sel limfosit B yang berperan dalam antibodi humoral, sedangkan thymus berperan sebagai daerah pendewasaan sel-sel limfosit T yang berperan bagi pembentukan antibodi seluler. Apabila ada gangguan pembentukan antibodi oleh organ-organ limfoid di atas maka kekebalan badan yang terbentukpun akan terganggu. Faktor lingkungan yang berperan memilih immunocompetence ternak yaitu status nutrisi dan penyakit. Nutrisi yang buruk terutama kandungan protein yang rendah akan menurunkan immunocompetence. Temperatur yang tinggi dan tingginya curah hujan juga akan mengakibatkan stress pada ternak yang akan menurunkan juga immunocompetence. Penyakit-penyakit strategis pada ayam yang sering mengakibatkan kendala imunitas (immunocompetence) yaitu IBD (gumboro) dan ND. 

6. Mikotoksin (racun dari jamur) dalam pakan. Adanya mikotoksin yang masuk ke dalam badan ternak bersama dengan biji-bijian pakan ternak akan mengakibatkan keracuinan dan menurunkan immunocompetence. Mikotoksin gampang berkembang pada lingkungan dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi pula, menyerupai di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. 

7. Kontaminan pakan. Pestisida yang mencemari biji-bijian pakan diindikasikan sebagi salah satu faktor penyebab rendahnya immunocompetence. Hal ini berkaitan dengan imbas pestisida yang mengakibatkan limfositoksik (keracunan pada sel-sel limfosit). Hal ini akan mengakibatkan kegagalan vaksinasi. Logam berat, menyerupai Cu, Cd dan Pb seringkali mencemari pakan. Logam-logam tersebut berasal dari limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida yang mencemari udara, air dan pakan. Apabila pakan terkotori tersebut masuk ke badan ternak maka hal ini merupakan faktor penghambat imunitas ternak. 

Upaya Mengatasi Kegagalan Vaksinasi Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan aktivitas vaksinasi yang perlu diketahui yaitu (1) vaksin harus diperoleh dari sumber terpercaya, periksa batas waktu pemakaian dan pilih vaksin yang masih panjang batas waktu pemakaiannya (2) selama transportasi vaksin, hindarkan vaksin dari kontaminasi dan cahaya matahari. Tindakan yang paling kondusif yaitu menyimpan vaksin dalam termos atau ice box (3) apabila vaksin disimpan, usahakan temperatur penyimpanan sesuai petunjuk pabrik. Baca secara hati-hati petunjuk penyimpanan. Kadang-kadang antara vaksin dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang berbeda (4) vaksinasi dilakukan ketika udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore hari untuk mencegah stres (5) monitoring kualitas pakan, jangan hingga mengandung mikotoksin, lantaran mikotoksin dengan kadar 30 ppb akan menunrunkan immunocompetence (6) pada vaksin yang dicampur air minum, maka perhitungan volume air yang digunakan harus tepat, hal ini diubahsuaikan dengan umur ayam dan kondisi iklim, lantaran konsumsi air bervariasi tergantung cuaca dan umur. Air yang mengandung chlor atau desinfektan, harus dihindari. Vial vaksin harus dibuka di dalam air minum untuk menghindari kontaminasi udara (7) dianjurkan diberi obat cacing pada ayam grower dan finisher, kira-kira seminggu sebelum vaksinasi untuk mencapai hasil yang optimal (8) bisa diberikan adjuvant atau immunomodulator untuk mencapai immunocompetence yang diharapkan.

0 Response to "Cara Melaksanakan Vaksinasi Yang Benar"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel