Mewaspadai Penyakit Tetelo Pada Burung Ocehan


  hingga ketika ini masih tetap jadi momok untuk peternak ayam serta penangkar burung Mewaspadai Penyakit Tetelo pada Burung Ocehan

Mewaspadai Penyakit Tetelo pada Unggas | burungbudidaya -Penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND) hingga ketika ini masih tetap jadi momok untuk peternak ayam serta penangkar burung. Penyakit ini sering menyerang pada ayam (ayam kampung, ayam bangkok, ayam ras petelur, serta ayam ras pedaging). Sebagian penangkar burung murai kerikil sempat juga cemas disebabkan banyak burung induk serta anakan yang mati. Sebagian Penangkar Murai Batu, bahkan juga berasumsi penyakit tetelo jadi siklus dua tahunan, serta nyaris senantiasa berlangsung di th. genap. Tak tahu benar atau tdk, kenyataannya th. kemudian (2012) penyakit ini sanggup menimbulkan beberapa ribu ayam bangkok di beberapa tempat mati.

Sesungguhnya serangan tetelo pada ayam ataupun burung tak mengetahui siklus tahunan, dua tahunan, lima tahunan, dsb. Yang pasti, penyakit ini seringkali berlangsung ketika pancaroba, atau peralihan musim, baik dari isu terkini kemarau ke isu terkini hujan (Oktober-November) ataupun dari isu terkini hujan ke isu terkini kemarau (April-Mei).

Selama ini belum ada obat yang efisien untuk penyakit ini. Hanya satu agresi yang sanggup dikerjakan ialah pencegahan, terutama lewat vaksinasi ND.

Tetelo sanggup menyerang pada ayam, burung, atau unggas lain yang berumur muda ataupun dewasa. Virus ND termasuk juga dalam genus Rubulavirus, dari keluarga Paramyxiviridae. Bila aku menyebutkan angka kematian meraih 90-100%, bermakna unggas yang diserang masih tetap ada kemungkinan (walau sangatlah kecil) untuk hidup. Tetapi mereka tak pulih keseluruhan, karena masih tetap membawa (carier) virus itu. Jadi, tambah baik dimusnahkan. 

 hingga ketika ini masih tetap jadi momok untuk peternak ayam serta penangkar burung Mewaspadai Penyakit Tetelo pada Burung Ocehan
ciri klinis terkena tetelo : kepala memutar keatas
Unggas-unggas diserang sanggup selamat, karena tak seluruhnya virus ND berbentuk ganas. Dengan cara umum ada 3 tingkatan keganasan virus ND, yakni :
  • Vilogenik (sangatlah ganas)
  • Mesogenik (tengah)
  • Lentogenik (enteng)
Tingkatan itu ditetapkan berdasar pada rentang ketika pada awal serangan hingga kematian unggas. Terkecuali ketiga tingkatan itu, ada pula virus ND avirulent yg tidak mengakibatkan gejala apa pun pada unggas, tetapi mendadak saja segera mati.

Tanda-tanda klinis yang terlihat
  • Awalannya, unggas tampak malas serta duduk terus-terusan.
  • Matanya kerap keluarkan air.
  • Pipi serta tenggorokan padat atau membengkak.
  • Unggas senantiasa mengantuk.
  • Dalam rongga lisan serta tekat ada lendir yang simak serta pekat, hingga unggas sulit bernafas atau nafasnya terengah-engah.
  • Unggas kerap bersin serta berdehem.
  • Kadang-kadang berlangsung pembengkakan dibawah mata (sinusitis).
  • Leher mulai merenggang, serta paruh kerap terbuka (menganga).
  • Pada ayam, jengger serta cuping indera pendengaran kadang kala berwarna merah keunguan hingga lembayung tua.
Dalam hitungan hari, bergantung tingkat keganasan virusnya, nampak problem saraf dengan gejala sayap terkulai, kaki mengejang, leher membengkok, kepala tampak berputar-putar, lumpuh, serta pada akibatnya mati.

Spesial unggas dewasa, produksi telur bakal alami penurunan mencolok serta pada akibatnya berhenti bertelur.

Penularan virus


Penularan virus ND sanggup berlangsung lewat kontak pada unggas sehat dengan unggas sakit, atau pada unggas sehat serta bangkai unggas yang terinfeksi ND. Saat unggasbyang terinfeksi ND masih tetap memiliki nafsu makan, kemudian paruhnya masuk ke wadah pakan atau air minum, jadi pakan/air minum itu juga telah terinfeksi virus ND.

Demikian pula ketika unggas terinfeksi menyeka paruhnya ke tenggeran, atau dinding kandang. Makara ketika unggas sehat menyentuh pakan, air minum, tenggeran, atau dinding kandang, penularan virus ND sangatlah mungkin saja berlangsung.

Kotoran unggas yang terinfeksi juga jadi media penularan virus ND, baik diinjak segera oleh unggas yang sehat ataupun terbawa angin.

Lihat model penularan diatas, jadi jika menjumpai seekor unggas dengan gejala ibarat itu, singkirkan selekasnya ke sangkar karantina, atau jika tega dibakar saja, karena tak mungkin saja sanggup sembuh. Bila diserang virus dengan tingkatan rendah juga, unggas yang diobati sebetulnya tak pulih keseluruhan, karena masih tetap berbentuk carier atau pembawa virus ND yang terus membahayakan unggas yang masih tetap sehat.

Diluar itu melindungi kebersihan sangkar serta peralatan di dalamnya (wadah pakan/air minum, tenggeran, dan lain-lain) mesti jadi budaya gres di kelompok peternak ayam, penangkar burung, ataupun pemelihara unggas yang lain.

0 Response to "Mewaspadai Penyakit Tetelo Pada Burung Ocehan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel