Fertilisasi Ternak Babi
Fertilisasi Ternak Babi
Fertilisasi yakni jikalau satu sel sperma bersatu dengan sel telur untuk membentuk zigot. Urutan proses yang terjadi (pada gambar).
Perkawinan harus dilakukan pada aat yang tepat semoga terjamin banyak telur yang dibuahi. Pembuahan dimungkinkan terjadi sekitar 24 jam, oleh alasannya yakni ituperkawina pertama garus komplet 12-16 jam setelah muncul perilaku tak mau bergerak. Jika perkawinan dilakukan terlalu awal, sperma datang di tuba fallopi terlalu awal dan mungkin mati sebelum ada telur yang dilepas. Bila dikawinkan terlalu lambat, etlur terlalu masak (lebih dari 6 jam) dan akan berakibat lebuh dari satu sperma masuk ke dalam satu telur dan akan mengakibatakan polyspermy. Karena sulit memilih fase berahi yang tepat, disarankan pengawinan kedua kalinya 12-24 jam setelah perkawinan ytang pertama mungkin terlalu awal.
Tahapan yang menunjukkan terjadinya fertilisasi pada babi adalah:
a) Seperma berkontak dengan zona pellucida (Z.p) Badan kutub pertama (Pb, 1) telah disingkirkan; inti sel telur sedang mengalami pembelaham meiotic yang kedua (2nd M).
b) Sperma telah menembus zona pellucida, dan sekarang bertaut pada vitellus (vit.) hal ini merangsang reaksi zona, yang ditandai oleh pembayangan yang mentelusur sekeliling zona pelucida.
c) Kepala sperma terambil kedalam vitellus, dan terletak tepat dibawah permukaan yang telah terungkit diatasnya.
d) Sperma sekarang hamper seluruhnya berada di dalam vitellus. Kepala sperma membengkak. Vitellus berkurang volumenya, dan tubuh kutub kedua sudah disingkirkan.
e) Pronuclei jantan dan betina mulai berkembang. Mitokondria (Mit.) berkumpul disekitar pronuclei.
f) Pronuclei berkembang tepat dan mengandung banyak nucleoli. Pronucleus jantan lebih besar daripafda betina.
g) Fertilisasi telah sempurna. Pronuclei telah menghilang dan diganti oleh kelompok-kelompok kromosom yang telah bersatu di dalam profase pada pembagian cleavage pertama. ini bermigrasi dengan pergerakan amuboid dari kantong kuning telur melewati mesenterium dorsalis ke lereng-lereng benih. Perpindahan tersebut pada embrio babi terjadi kira-kira 35 hari masa kebuntingan. Dalam beberapa hari kemudian kelamin gonad embrio sanggup dibedakan oleh adanya pembentukan tunica albuginea di permukaan dan lokasi sel-sel kecambah di sentral, spermatogonia pada testis primer dan lokasi oogonia yang peripheral pada ovarium primitive. Oogonia kemudian berpoliferasi atau memperbanyak diri secara mitosos setelah diferensiasi kelamin dan measuki profase dari pembelahan miosis yang pertama dimana sel-sel tersebut dinamakan oocyt. Oogenesis tidak lain yakni transformasi atau perubahn bentuk dari oogonia menjadi oocyt. Proses oogenesis berakhir sebelum atau setelah partus.
Menurut Mauleon (1969) diferensiasi kelamin terjadi pada embrio yang berumur 30 hari pada babi. Akhir periode mitosisoogonial yang menendakan tamat periode oogenesis utama yakni pada hari ke-32 masa kebuntingan hingga 7 hari setelah partus pada babi.
Petunbuhan oocyt ditandai oleh pembesaran cytoplasma lantaran penumpukan granula-granula deutoplasama (kuning telur) dalam banyak sekali ukuran, pembentukan zona pellucida sebagai suatu selaput sel telur dan proliferasi mitosis epitel folokuler dan jaringan sekitarnya. Sel-sel folikuler ini sanggup berfungsi sebagai sel-sel pemberi makan bagi oocyt dengan jalan menyediakan deutoplasma bagi bakal sel telur tersebut. Menjelang pubertas, sel telur telah mengumpulkan reserve bahan sebagai sumber enersi bagi perkembangan selanjutnya. Factor yang memilih oocyt mana yang harus mulai tumbuh atau menuntaskan pertumbuhannya selama siklus reproduksi tidak diketahui.
Pertumbuhan oocyt dibagi atas dua fase. Selama fase pertama oocyt bertumbuhcepat dan erat bekerjasama dengan perkembangan folikel ovarii. Ukuran dewasanya tercapai kira-kira pada waktu pertumbuhan antrum dimulai di dalam folikel. Selama fase kedua, oocyt tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang berespons terhadap hormone-hormon hypophysa sangat bertambah besar diameternya. Pada umumnya pertumbuhan ini hanya berlaku bagi folikel dimana ovum telah mencapai ukuran yang maksimal.
Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oocyt mengalami pematangan. Nucleus yang telah memasuki profase pembelahan miotik selama pertumbuhan oocit berkemas-kemas untuk menjalani pembelahan reduksi. Nucleoli dan selaput inti menghilang dan kromosom memadatkan diri menjadi suatu bentuk yang kompak, sentrosom membagi diri menjadidua sentriol dan disekitarnya terbentuk aster. Kedua aster tersebut bergerak saling menjauhi dan membentuk spindle diantaranya. Kromosom dalam pasangan-pasangan diploid dibebaskan ke dalam sitoplasmadan tersususn pada datarn khatulistiwa spindle (metaphase). Oocit primer sekarang menjalani pembelahan miotik. Pada pembelahan pertama dua sel anak sel terbentuk, masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom. Akan tetapi berbeda dengan pada spermatogenesis, satu anak sel mengambil hamper semua sitoplasma, sel ini disebu oocyt sekunder; anak sel lain yang jauh lebih kebil disebut tubuh kutub. Pada pembelahan sel kedua, oocyt sekunder membagi diri menjadi ootid (n) dan tubuh kutub kedua (n). kedua tubuh kutub tersebut yang mengandung sedikit sekali cytoplasma, terjirat di dalam zona pellucida dan mengalami degenerasi. Badan kutub pertama sanggup pula membagi diri sehingga zona pellucida sanggup berisi satu, dua atau tiga tubuh kutub.
Waktu dimana kedua pembelahan reduksi berlangsung tidak perlu bertepatan dengan waktu ovulasi. Oocyt biasanya berada pada tingkat patau diploten dari profae I selama diestrus. Segera sebelum ovulasi oosyt mungkin mengalami pembelahan miotik pertama. Pembelahan miotik kedua mulai terjadi akan tetapi tidak terselesaikan sebelum atau apabila tidak terjadi pembuahan. Kaprikornus tubuh kutub kedua dan pronukleus betina terbentuk pada waktu pembuahan. Ova pada babi mengandung satu kutub pada waktu ovulasi.
Spermatozoa diangkut dalam sejumlah besar cairan sekresi dari tubuli seminiferi dan rete testis ke dalam ductuli efferents testes yang berliku-liku yang terletak bersahabat caput epididimis dan bermuara ke dalam ductus epididimis. Struktur-struktur ini yang tadinya berasal dari mesonefros mempunyai fungsi yang hampir sama dengan ginjal dalam hal aktivitas-aktivitas absorptive dan sekretoris.kontraksi selubung testikuler mungkin membantu mendorong semsn dari testes ke ductuli efferens. Hampir seluruh cairan, 200 ml per hari pada babi diabsorbsi. Konsentrasi sperma dalam cairan ini yakni 100 juta per ml. sel-sel sekretoris dan bersilia dengan silia yang memukul kea rah epididimis ditemukan pada ductuli efferents.
Aktivitas peristaltic otot licin epedidimis bertanggungjawab atas pengangkutan sperma di daerh ini. Mirovili ditemukan pada sel-sel epididimis tetapi bersifat non-motil. Mekanisme kontraktil yang terlihat dalam pengangkutan sperma pada binatang jantan sebagian diatur oleh oksitoksin. Epitheliuym epididimis mempunyai fungsi absorptive dann sekretoris yang menghasilkan ion=ion natrium, kalium, kalsium, klorida, pospor dan protein, enzim dan glicerylphosporylcholine (GPC) dalam banyak sekali konsentrasi pada cairan luminal banyak sekali pecahan epididimis. Komposisi plasma epididimis bekerjasama erat dengan fungsi testikuler, pengangkutan sel-sel sperma dan lingkungan hormonal dan fisik testes. Volume plasma pada babi, isi epididimis mengalami pengenceran terus menerus dari caput ke cauda epididimis. Waktu yang diharapkan untuk pengangkutan spermatozoa melalui epididimis kira-kira & hingga 15 hari
0 Response to "Fertilisasi Ternak Babi"
Post a Comment