Kopulasi Ternak Babi

Kopulasi Ternak Babi

Betina yang berahi biasanya adlah agrsor pencari pejantan. Bila mereka bertemu, tingkah laris kawin dan bercumbu hingga kopulasi, terlihat sikap copulas isbb:
1) Kontak cungur ke cungur.
2) Pejantan mencium alat kelamin betina (vulva).
3) Betina mencium alat kelamin jantan (penis).
4) Kontak kepala ke kepala, lagu bercanda, pejantan menggerut dan ekspresi berbuih dan kencing secara ritmk.
5) Pejantan berusaha menaiki betina tetapi betina menolak.
6) Pejantan berusaha meraih betina, mencungur legok dan bawah perut disrtai lagu bercanda.
7) Betina menunjukkan respons tak bergerak (immobilitas).
8) Pejantan naik dan berkopulasi, perkawinan berlangsung 10 – 20 menit.

Peranan pejantan merangsang sikap mau kawin dari betina sangat penting. Sekitar 50% betina berahi biasanya akan berespons terhadap “uji naik” oleh pemelihara. Respons ini meningkat melampaui 90% kalau pejantan hadir, atau amis pejantan tercium ataupun kehadiran pejantan terdengar oleh betina berahi. Ludah pejantan mengandung senyawa berbau yang merangsang betina berahi untuk mengatakan sikap sedia kawin.
Ejakulat betina biasanya didepositkan melalui corong serviks uterus yang sedang relax. Pada ketika perkawinan kelenjar pituitary betina mengeluarkan hormone oksitoksin yang menimbulkan kontraksi ritmik uterus. Kontraksi ini membantu transportasi sel-sel sperma ke tuba fallopi untuk menunggu pengeluaran ovum dari folikel yang masak.Pada permulaan minggu-minggu pertama masa embrional sel-sel kecambah primitive pembentuk gamet jantan maupun betina disebut genosit, berkembang di caudal entoblast ektraembrional atau kantong kuning telur. Sel-sel kecambah orisinil ini bermigrasi dengan pergerakan amuboid dari kantong kuning telur melewati mesenterium dorsalis ke lereng-lereng benih. Perpindahan tersebut pada embrio babi terjadi kira-kira 35 hari masa kebuntingan. Dalam beberapa hari kemudian kelamin gonad embrio sanggup dibedakan oleh adanya pembentukan tunica albuginea di permukaan dan lokasi sel-sel kecambah di sentral, spermatogonia pada testis primer dan lokasi oogonia yang peripheral pada ovarium primitive. Oogonia kemudian berpoliferasi atau memperbanyak diri secara mitosos setelah diferensiasi kelamin dan measuki profase dari pembelahan miosis yang pertama dimana sel-sel tersebut dinamakan oocyt. Oogenesis tidak lain yakni transformasi atau perubahn bentuk dari oogonia menjadi oocyt. Proses oogenesis berakhir sebelum atau setelah partus.
Menurut Mauleon (1969) diferensiasi kelamin terjadi pada embrio yang berumur 30 hari pada babi. Akhir periode mitosisoogonial yang menendakan selesai periode oogenesis utama yakni pada hari ke-32 masa kebuntingan hingga 7 hari setelah partus pada babi.
Petunbuhan oocyt ditandai oleh pembesaran cytoplasma alasannya penumpukan granula-granula deutoplasama (kuning telur) dalam aneka macam ukuran, pembentukan zona pellucida sebagai suatu selaput sel telur dan proliferasi mitosis epitel folokuler dan jaringan sekitarnya. Sel-sel folikuler ini sanggup berfungsi sebagai sel-sel pemberi makan bagi oocyt dengan jalan menyediakan deutoplasma bagi bakal sel telur tersebut. Menjelang pubertas, sel telur telah mengumpulkan reserve bahan sebagai sumber enersi bagi perkembangan selanjutnya. Factor yang memilih oocyt mana yang harus mulai tumbuh atau menuntaskan pertumbuhannya selama siklus reproduksi tidak diketahui.
Pertumbuhan oocyt dibagi atas dua fase. Selama fase pertama oocyt bertumbuhcepat dan erat bekerjasama dengan perkembangan folikel ovarii. Ukuran dewasanya tercapai kira-kira pada waktu pertumbuhan antrum dimulai di dalam folikel. Selama fase kedua, oocyt tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang berespons terhadap hormone-hormon hypophysa sangat bertambah besar diameternya. Pada umumnya pertumbuhan ini hanya berlaku bagi folikel dimana ovum telah mencapai ukuran yang maksimal.
Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oocyt mengalami pematangan. Nucleus yang telah memasuki profase pembelahan miotik selama pertumbuhan oocit berkemas-kemas untuk menjalani pembelahan reduksi. Nucleoli dan selaput inti menghilang dan kromosom memadatkan diri menjadi suatu bentuk yang kompak, sentrosom membagi diri menjadidua sentriol dan disekitarnya terbentuk aster. Kedua aster tersebut bergerak saling menjauhi dan membentuk spindle diantaranya. Kromosom dalam pasangan-pasangan diploid dibebaskan ke dalam sitoplasmadan tersususn pada datarn khatulistiwa spindle (metaphase). Oocit primer sekarang menjalani pembelahan miotik. Pada pembelahan pertama dua sel anak sel terbentuk, masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom. Akan tetapi berbeda dengan pada spermatogenesis, satu anak sel mengambil hamper semua sitoplasma, sel ini disebu oocyt sekunder; anak sel lain yang jauh lebih kebil disebut tubuh kutub. Pada pembelahan sel kedua, oocyt sekunder membagi diri menjadi ootid (n) dan tubuh kutub kedua (n). kedua tubuh kutub tersebut yang mengandung sedikit sekali cytoplasma, terjirat di dalam zona pellucida dan mengalami degenerasi. Badan kutub pertama sanggup pula membagi diri sehingga zona pellucida sanggup berisi satu, dua atau tiga tubuh kutub.
Waktu dimana kedua pembelahan reduksi berlangsung tidak perlu bertepatan dengan waktu ovulasi. Oocyt biasanya berada pada tingkat patau diploten dari profae I selama diestrus. Segera sebelum ovulasi oosyt mungkin mengalami pembelahan miotik pertama. Pembelahan miotik kedua mulai terjadi akan tetapi tidak terselesaikan sebelum atau apabila tidak terjadi pembuahan. Kaprikornus tubuh kutub kedua dan pronukleus betina terbentuk pada waktu pembuahan. Ova pada babi mengandung satu kutub pada waktu ovulasi. 

Spermatozoa diangkut dalam sejumlah besar cairan sekresi dari tubuli seminiferi dan rete testis ke dalam ductuli efferents testes yang berliku-liku yang terletak bersahabat caput epididimis dan bermuara ke dalam ductus epididimis. Struktur-struktur ini yang tadinya berasal dari mesonefros mempunyai fungsi yang hampir sama dengan ginjal dalam hal aktivitas-aktivitas absorptive dan sekretoris.kontraksi selubung testikuler mungkin membantu mendorong semsn dari testes ke ductuli efferens. Hampir seluruh cairan, 200 ml per hari pada babi diabsorbsi. Konsentrasi sperma dalam cairan ini yakni 100 juta per ml. sel-sel sekretoris dan bersilia dengan silia yang memukul kea rah epididimis ditemukan pada ductuli efferents.
Aktivitas peristaltic otot licin epedidimis bertanggungjawab atas pengangkutan sperma di daerh ini. Mirovili ditemukan pada sel-sel epididimis tetapi bersifat non-motil. Mekanisme kontraktil yang terlihat dalam pengangkutan sperma pada binatang jantan sebagian diatur oleh oksitoksin. Epitheliuym epididimis mempunyai fungsi absorptive dann sekretoris yang menghasilkan ion=ion natrium, kalium, kalsium, klorida, pospor dan protein, enzim dan glicerylphosporylcholine (GPC) dalam aneka macam konsentrasi pada cairan luminal aneka macam kepingan epididimis. Komposisi plasma epididimis bekerjasama erat dengan fungsi testikuler, pengangkutan sel-sel sperma dan lingkungan hormonal dan fisik testes. Volume plasma pada babi, isi epididimis mengalami pengenceran terus menerus dari caput ke cauda epididimis. Waktu yang diharapkan untuk pengangkutan spermatozoa melalui epididimis kira-kira & hingga 15 hari

0 Response to "Kopulasi Ternak Babi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel