Memilih Sapi Perah
Memilih Sapi Perah
Untuk sanggup menghasilkan air susu sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan seleksi ternak sapi yang dipelihara/diternak sesuai dengan ketentuan secara eksteriur, mencakup :
a. Keadaan tubuh sapi perah betina
Gambaran secara umum mengatakan kebagusan, tampak vogoris dan harmonis.
Menunjukkan karakteristik dari breed.
Menunjukkan karakteristik sapi perah ibarat kulit sedang tebalnya dan elastis, bulu halus teratur dengan baik, jarak rusuk lebar dan melengkung dengan baik serta lingkar dada besar.
Mammary sistem mengatakan kebaikan ibarat ambing : halus besar, pertautan baik, symetris, lunak dan elastis, texture ambing : lunak dan elastis, puting : uniform, panjang dan besar, daerah dan jarak baik, mammary vein panjang dan berbelit-belit serta besar.
b. Keadaan tubuh sapi perah jantan
Gambaran umum tampak bagus, mengatakan kejantanan, serasi dan mantap.
Memiliki karakteristik breed.
Memiliki karakteristik sapi perah jantan ibarat kulit longgar dan elastis, bulu halus dan tidak kasar, testicle normal, symetris dengan scrotum yang normal dimana berada dalam kedudukan yang baik, mammary vein luas, panjang dan baik, kaki depan dan kaki belakang baik serta kuat
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara yakni sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina cukup umur adalah: (a) produksi susu tinggi, (b) umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak, (c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi, (d) bentuk tubuhnya ibarat baji, (e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat, (f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek, (g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan (h) tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain: (a) berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi, (b) kepala dan leher sedikit panjang, bahu tajam, tubuh cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar, (c) jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar, (d) pertumbuhan ambing dan puting baik, (e) jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta (f) sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) umur sekitar 4- 5 tahun, (b) mempunyai kesuburan tinggi, (c) daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya, (d) berasal dari induk dan pejantan yang baik, (e) besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik, (f) kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat, (g) muka sedikit panjang, bahu sedikit tajam dan lebar, (h) paha rata dan cukup terpisah, (i) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar, (j) tubuh panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta (k) sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya
Sapi perah yang telah disepakati sebagai berikut:
- Umur : Betina minimal 15-20 bulan, jantan minimal 18 bulan;
- Tinggi bahu : Betina minimal 115 cm, jantan minimal 134 cm;
- Berat tubuh : Betina minimal 300 kg, jantan minimal 480 kg;
- Lingkar dada : Betina minimal 155 cm;
- Warna bulu : hitam putih/merah putih sesuai dengan karakteristik sapi perah FH;
i. menurut kemampuan dan kualitas produksi susu tetuanya, bibit sapi perah terdiri dari bibit dasar, bibit induk dan bibit sebaran
0 Response to "Memilih Sapi Perah"
Post a Comment