Perkembangan Dan Pertumbuhan Ambing Normal

Perkembangan Dan Pertumbuhan Ambing Normal

Jumlah sel pembentuk susu yaitu faktor utama yang membatasi tingkat produksi susu. Estimasi kekerabatan antara hasil susu dan jumlah sel ambing terentang antara 0,50 hingga 0,85.

Perkembangan Fetal dan Embrionik. Rudimen ambing tampak terperinci dari penebalan sel ektodermal pada permukaan ventral (perut) embrio di antara kaki belakang. Perkembangan ini terjadi waktu panjang pedet antara 1,4 hingga 1,7 cm (kira-kira 30 hari sesudah konsepsi).

Lahir hingga Pubertas. Sampai pedet umur tiga bulan, sistem akses ambing belum terlihat dewasa. Sistem akses tumbuh mengelilingi lapisan lemak ambing secara proporsional sesuai dengan pertambahan berat badan. Setelah tiga bulan, pertumbuhan ambing kira-kira 3,5 kali lebih cepat dari pada pertumbuhan tubuh. Kecepatan pertumbuhan ini berlanjut hingga umur sembilan bulan. Sel-sel akses ambing berakumulasi selama 3 hingga 5 siklus estrus pertama sesudah pubertas. Jumlah sel terlihat terperinci menurun dikala fase kebuntingan. Antara umur 9 bulan dan konsepsi, pertumbuhan dan regresi kelenjar susu selama estrus mencapai suatu keseimbangan. Peningkatan murni jumlah sel ambing sesuai dengan peningkatan bobot badan. Jumlah tebesar pertumbuhan akses ambing sebelum konsepsi terjadi pada umur sembilan bulan. Karena itu, sebaiknya peternak memperhatikan dara tumbuh baik dan segera siap kawin. 

Selama Kebuntingan. Alveoli tidak terbentuk hingga terjadi kebuntingan pada sapi dara. Kemudian alveoli mulai menggantikan jaringan lemak seluruh ambing.

Selama Laktasi. Jumlah sel ambing terus meningkat selama laktasi awal. Perkembangan ini mungkin berlanjut hingga puncak laktasi. Sebagai hasilnya, alveoli hampir seluruhnya terbungkus pada laktasi awal. Setelah itu, tingkat penurunan sel ambing melebihi tingkat pembelah sel. Hasilnya mengatakan secara faktual ambing mengandung lebih sedikit sel,pada final laktasi daripada awal laktasi. Mastitis juga mengakibatkan kehilangan sel ambing. Secara alami, kehilangan sel sekretori apakah dari fisiologis atau lantaran patologis, menurunkan jumlah produksi susu. Oleh lantaran itu pemeliharaan jumlah maksimal sel ambing sangat dianjurkan terutama bagi sapi dengan produksi tinggi, lantaran jikalau sel ambing tidak ada susu tidak terbentuk.

Selama Laktasi dan Kebuntingan. Kebanyakan sapi dikawinkan antara 40 hingga 90 hari sesudah beranak. Tingkat awal kebuntingan relatif sedikit kuat terhadap produksi susu atau jumlah sel ambing. Perkembangan kebuntingan terjadi sesudah lima bulan. Perkembang-an ini mengakibatkan hasil susu dan jumlah sel ambing menurun pada sapi laktasi bunting dibandingkan yang tidak bunting.

Selama Masa Kering. Pemerahan setiap hari biasanya dilarang sesudah sapi perah berlaktasi 10 hingga 12 bulan (dengan rentangan 6 hingga 18 bulan). Jika sapi bunting, periode nonlaktasi ini (periode kering) diawali biasanya sekitar 60 hari sebelum tanggal beranak. Mengikuti penghentian pemerahan tiap hari, ambing induk tidak bunting menjadi dipenuhi dengan susu selama beberapa hari. Walaupun begitu, kegiatan metabolik menurun cepat. Kemudian, tampak terperinci degenerasi dan kehilangan sel epitelial alveoler. Sel mio-epitelial dan jaringan pengikat masih ada biarpun alveoli menghilang. Secara histologis, jaringan pengikat dan sel lemak menjadi lebih menonjol selama periode ini. Setelah involusi lengkap ambing makan hanya terdapat sistem saluran. Sistem akses induk sapi, akan tetapi, lebih banyak dari pada sapi dara. Walaupun penelitian pada sapi perah belum dilaporkan, involusi lengkap alveoli membutuhkan 75 hari pada kambing tidak bunting.

Sapi yang bunting normal selama periode kering, dan lantaran kebuntingan merangsang pertumbuhan ambing, involusi lengkap tidak terjadi pada sapi bunting. Umur kebuntingan paling sedikit 7 bulan semenjak awal periode kering mengakibatkan jumlah sel ambing tidak berubah terutama selama periode kering. Induk yang tidak menerima periode kering normal menghasilkan susu berikutnya berkurang daripada sapi yang menerima istirahat 60 hari di antara laktasi-laktasi. Karena itu, periode kering di antara laktasi-laktasi penting untuk produksi susu maksimal. Ketidakhadiran periode kering bergabung dengan peningkatan jumlah sel yang terjadi selama tingkat awal laktasi berikutnya. Hal ini terutama menjelaskan kebutuhan periode kering pada sapi.

0 Response to "Perkembangan Dan Pertumbuhan Ambing Normal"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel