Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptika

Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptika 

Desinfektan dan antiseptika bisa digolongkan menurut cara fisis dan kimiawi. Secara fisis, yang penting yakni penggunaan panas dan sinar. Panas sanggup diperoleh dengan dilewatkan melalui pemanas atau dengan air yang dipanaskan, kemudian disemprotkan ke daerah yang disucihamakan. Jenis sinar yang digunakan dalam sterilisasi yakni sinar ultraviolet dan sinar gamma. Di Indonesia, kecuali untuk peternakan ayam, secara fisis di atas hanya dilakukan dengan memakai air panas, selain murah dan simpel dilakukan, juga mempunyai kelebihan lain yaitu air sanggup memasuki lubang-lubang kecil.

Desinfektan bisa digunakan dengan variasi cara, antara lain : spray, sabun, aerosol atau fumigan.

Secara kimiawi, terdapat beberapa jenis senyawa desinfektan yang tersedia secara komersial dengan karakteristik pemakaian tertentu, yaitu : 

Kresol, merupakan biosida yang murah dan efektif bila digunakan untuk bangunan dan tanah, termasuk dinding sangkar dan peralatan kandang, Bersifat korosif, toksik pada konsentrasi tinggi dan meninggalkan warna. Senyawa ini dilarang digunakan pada sangkar yang di dalamnya ada ternak hidup, telur atau daging yang diproses, alasannya yakni sanggup menjadikan kontaminasi pada produk-produk tersebut dan bersifat toksik pada insan dan ternak. Desinfektan ini sangat efektif mengatasi jamur, virus, bakteri, alasannya yakni bisa mematikan mikroorganisme tersebut.
 Desinfektan dan antiseptika  bisa digolongkan menurut cara fisis dan kimiawi Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptika

Fenol organik, cocok digunakan untuk daerah penetasan (hatchery) dan untuk desinfeksi peralatan di dalamnya. Fenol ektif melawan bakteri, virus dan fungi, termasuk basil penyebab Tuberkulosis dan John’s Disease serta virus PMK. Fenol dan beberapa senyawa fenolik mempunyai kegunaan sebagai antiseptika, desinfektan atau materi pengawet. 

Amonium kuarterner, dianjurkan untuk mendesinfeksi kandang, peralatan dan daerah penetasan Senyawa ini mempunyai dua cuilan pada struktur kimianya, satu cuilan bersifat hidrofilik dan cuilan lain bersifat hidrofobik. Desinfektan ini efektif melawan basil gram negatif maupun positif, fungi, virus, tetapi tidak efektif melawan virus PMK ataupun Mycobacterium paratuberculosis, basil penyebab John’s Disease. Keberadaan materi organik, menyerupai feses akan menurunkan aktifitasnya. Desinfektan ini tergolong simpel larut dalam air, sangat efektif menghilangkan bau-bauan, daya kerja tinggi dan tidak berefek pada kulit manusia, meskipun juga menimbulkan karat. Keunggulan lain dari desinfektan ini yakni simpel menembus bagian-bagian sebelah dalam yang menjadi target sanitasi. Kelemahan desinfektan ini yakni menimbulkan karat dan mempunyai sifat racun yang tinggi 

Klorin, banyak digunakan di rumah potong, disamping itu pula digunakan untuk menjernihkan air pada peternakan, air minum, sanitasi telur, desinfeksi abattoir (RPH) dan RPA serta sangkar ayam. Kaporit atau hipoklorit sering untuk sanitasi sapi perah dan lebih aktif dalam air hangat. Efektif melawan bakteri, banyak virus, terutama parvovirus. Bisa dicampur dengan sabun, tetapi jangan dicampur asam. Aktivitasnya yang berpengaruh menurun dengan adanya materi organik, terutama amoniak atau senyawa-senyawa amino. Desinfektan ini termasuk golongan halogen keras yang bisa mematikan bakteri, virus dan jamur dalam waktu relatif singkat. Kelemahan desinfektan ini yakni simpel menimbulkan perkaratan pada peralatan yang berasal dari materi metal serta sanggup merusak kulit manusia. Larutan chlorin efektif sebagai bakterisidal yang digunakan dalam kolam renang. Khlor (Cl2} dalam air membentuk asam hipoklorit (HOCl) dan asam Hidrokhloride (HCl) dengan reaksi : Cl2 + H2O ↔ HOCl. Asam HOCl selanjutnya berperan sebagai desinfektan, bereaksi dengan bervariasi senyawa, baik dengan senyawa anorganik maupun organik atau terurai menjadi menjadi ion H+ dan OCl-, dengan reaksi : HOCl → H+ + OCl- Derajat ionisasi dipengaruhi oleh pH. Ionisasi terjadi pada pH asam hingga netral, sedangkan pada pH alkalis, ionisasi akan dihambat. 

Formalin/formaldehid, cocok untuk fumigasi telur yang terdapat di dalam almari yang dirancang khusus dan harus hati-hati terhadap petugas yang menggunakannya, alasannya yakni formalin merupakan senyawa korosif dan bersifat karsinogenik. Keunggulan dari desinfektan ini yakni simpel menembus bagian-bagian sebelah dalam yang menjadi target sanitasi. Gas sanggup diperoleh dengan jalan mencampur Kalium Permanganat dengan formalin. Supaya efektif, maka fumigasi dilakukan pada suhu 30o – 60oC dan kelembaban di atas 75%. Fumigasi ini sangat efektif untuk desinfeksi sangkar ayam, dengan syarat sangkar dikosongkan, seluruh sela-sela ditutup tirai plastik cukup rapat, dan didiamkan selama 3 – 5 hari. Kandang akan terbebas dari bakteri, jamur dan virus yang mungkin bisa menimbulkan wabah penyakit. 

Iodofor, bisa digunakan sebagai antiseptika dan desinfektansia. Iodofor yakni kombinasi iodine dan agen-agen yang larut di dalamnya. Iodofor akan membebaskan iodin bebas kalau dilarutkan dalam air. Iodofor merupakan desinfektan yang baik, namun tidak efektif bila ada senyawa organik. Sifat Iodofor kurang toksik dibandingkan desinfektan yang lain. Kekurangannya yakni meninggalkan bekas warna pada pakaian dan permukaan yang lain. Iodine bebas bersifat toksik pada kulit, sehingga dalam penggunaannya Iodine dikombinasikan dengan senyawa organik yang lain dan disebut Iodophor. Contoh Iodophor yakni povidone-iodine (Betadine) yang sering digunakan sebagai antiseptik di rumah sakit. Iodophor merupakan desinfektan yang termasuk golongan halogen. Bahan ini merupakan sintetis dari yodium dan zat organis yang mempunyai kemampuan mikrosidal. Desinfektan ini cocok untuk mengatasi semua basil gram nyata maupun gram negatif, virus dan jamur. Pada konsentrasi 50 – 75 ppm digunakan sebagai desinfektan pada inkubator, sangkar ayam dan RPA. Pada konsentrasi 12,5 – 25 ppm untuk sanitasi telur. Pada konsentrasi yang lebih rendah dari 12,5 ppm digunakan untuk antiseptika, dan dicampurkan dalam air minum ayam. 

Dikenal juga banyak sekali antiseptika dan desinfektan bersifat asam, antara lain : 

Asam anorganik, HCl dan H2SO4 0,1 N telah digunakan untuk desinfeksi ruangan yang terkotori tinja. Keduanya korosif, sehingga tidak dianjurkan. Asam borat 2 – 5% digunakan untuk jaringan kulit. Bersifat tidak merangsang jaringan, namun daya mematikan jasad reniknya tidak besar. 

Asam organik, menyerupai asam salisilat dan benzoat banyak digunakan sebagai salep. Bersifat germisid lemah, melunakkan tanduk dan sanggup membunuh jamur. 

Beberapa alkali juga bisa digunakan untuk desinfeksi. Contoh-contoh alkali yang bisa berperan sebagai desinfektan, antara lain : 

Caustic soda/ NaOH (sodium hydroxide), sangat aktif kalau dicampur dengan air panas, namun bersifat merusak cat, plitur dan tekstil. Perlu melindungi diri pada dikala penggunaan, dengan pakaian, sarung tangan, sepatu karet. 

CaO (lime/Quiclime) atau gamping, kalau ditambah dengan air maka CaO menjadi Ca(OH)2, yang bersifat melarutkan kuman. Gamping banyak digunakan untuk lantai maupun halaman. Apabila berlebihan, akan merusak kuku babi, kambing maupun sapi. Gamping tidak bisa membunuh spora kuman anthrax dan Clostridium. Ca(OH)2 di dalam air dengan perbandingan 1 : 4, menghasilkan milk of lime, digunakan untuk desinfeksi lantai terkotori tinja dan guna mencapai hasil yang memuaskan, maka penggunaan minimal 2 jam. Larutan adonan CaO dengan sulfur yang direbus, bisa digunakan sebagai pembunuh parasit. 

Khlorhexidine (Nolvasan-S), merupakan sediaan khlor sintetik, alkalis dan simpel larut dalam air serta tidak bersifat toksik. Secara luas bersifat virusidal, terutama terhadap penyebab rabies, efektif melawan basil gram nyata maupun negatif. Daya kerja tidak dipengaruhi oleh darah, nanah, percikan air susu dan cairan jaringan. Khlor sintetik digunakan untuk desinfeksi alat-alat pemerahan dan ambing. Larutan 0,2 – 5%, digunakan untuk teat dipping. Kadang-kadang khlorhexidine dikombinasi dengan surfaktan, zat warna atau materi lain, misal : gliserin. Sediaan khlor yang juga banyak dipakai, antara lain : sodium dan kalsium hipoklorit, kaporit, khloramin-T dan iodine monokhloride.

0 Response to "Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptika"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel