Perlunya Pengaturan Populasi Ternak

PENGATURAN POPULASI 

Perubahan populasi dalam perusahaan sapi perah sanggup disebabkan : 

a. Penambahan populasi lantaran adanya kelahiran pedet 

b. Penambahan populasi lantaran pemasukkan ternak gres (beli, pertolongan dsb) 

c. Penurunan populasi lantaran kematian 

d. Penurunan populasi lantaran dikeluarkan (diafkir/dijual) 

Populasi sapi perah yang dipelihara harus diperhitungkan sesuai dengan kapasitas kandang, ketersediaan materi pakan dan menguntungkan secara ekonomi. Populasi sapi perah sanggup dikelompokkan menurut struktur populasi (umur dan periode pemeliharaan). Struktur populasi terdiri atas : 

A. Sapi produktif : 
1. Sapi laktasi (laktasi kosong dan laktasi bunting) 
2. Sapi kering kandang 
3. Dara bunting > 6 bulan 

B. Sapi nonproduktif : 
1. Pedet (jantan dan betina) 
2. Dara 
3. Jantan muda 
4. Jantan/pejantan 
5. Dara bunting < 6bulan 
Untuk menghasilkan laba yang optimal, maka perlu diatur struktur populasi tersebut pada perbandingan yang ideal. Besarnya laba tergan pada perbandingan antara sapi produksif dan sapi nonproduktif dan antara sapi laktasi dengan sapi kering kandang. 

Pengaturan populasi, juga disertai dengan pelaksanaan seleksi. Setiap tahun 10-20% sapi produktif dikeluarkan/diafkir dan diganti dengan sapi gres yang kualitas genetiknya lebih baik. Sebaiknya sapi pengganti tersebut berasal dari dalam perusahan sendiri. Oleh lantaran itu, pedet dan dara sebagai tenak pengganti harus ada dan merupakan hasil seleksi yang ketat. Kematian pedet hingga umur 3 bulan cukup tinggi yaitu lebih dari 20%. Apabila pemeliharaan pedet hingga dara siap kawin gagal, maka merupakan kerugian yang besar. 

Pengaturan populasi tergantung pada tingkat efisiensi reproduksi. Apabila efisiensi reproduksi tinggi akan mempermudah dalam pengaturan populasi, sebaliknya apabila tingkat efisiensi rendah, maka pengaturan populasi sulit dilaksanakan. 

Perbandingan yang ideal antara sapi produktif dengan sapi non produktif yakni 70 : 30, sedangkan antara sapi lakasi dengan sapi kering sangkar 85:15%. Untuk mendapat perbandingan sapi laktasi dengan kering sangkar yang ideal, maka usang laktasi diusahakan 10 bulan dan kering sangkar 2 bulan, sehingga menghasilkan calving interval 12 bulan. Kisaran yang baik untuk calving interval yaitu 12-14 bulan, dengan demikian kisaran usang laktasi 10-12 bulan. 

Berikut pola perhitungan struktur populasi : 

Populasi : 100 ekor 
Sapi produktif : 70% x 100 ekor = 70 ekor 
Sapi non produktif : 30% x 100 ekor = 30 ekor 
Sapi laktasi : 85% x 70 ekor = 59-60 ekor 
Sapi kering sangkar : 15% x 70 ekor = 10-11 ekor 

1. Apabila usang laktasi 10, 11 dan 12 bulan dan calving interval 12, 13 dan 14 bulan 
Sapi laktasi = 10 bulan x 100% = 83,33 % 12 bulan 
Sapi laktasi = 11 bulan x 100% = 84,62 % 13 bulan 
Sapi laktasi = 12 bulan x 100% = 85,71 % 14 bulan 

2. Perhitungan populasi untuk sapi kering kandang 
Sapi kering kandang = 2 bulan x 100% = 16,66 % 12 bulan 
Sapi kering kandang = 2 bulan x 100% = 15,38 % 13 bulan 
Sapi kering kandang = 2 bulan x 100% = 14,29 % 

0 Response to "Perlunya Pengaturan Populasi Ternak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel