Pengolahan Daging Kelinci

PENGOLAHAN DAGING KELINCI 

Pengolahan merupakan hal yang harus diperhatikan, lantaran dengan pengolahan akan memilih apakah produk olahan tersebut diterima atau tidak oleh konsumen. Dalam proses pengolahan pangan, penggunaan panas untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan juga akan merusak zat nutrisi yang ada di dalam materi pangan itu sendiri, oleh lantaran itu kiprah seorang hebat teknologi pangan yakni mencari titik meningkatkan secara optimal untuk mendapat materi pangan dengan tingkat kerusakan nutrisi yang rendah namun kondusif untuk dikonsumsi. 

Pada pemasakan daging harus diperhatikan adanya keseimbangan antara tingginya suhu dan lamanya pemanasan, lantaran penggunaan panas yang tinggi dengan jangka waktu yang usang sanggup mengakibatkan perubahan cita rasa serta degradasi termal komponen kimiawi pangan yang pada kesudahannya sanggup mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas, sebagai pola daging potongan paha memerlukan pemanasan berair pada suhu rendah dengan waktu yang lama, sedangkan daging dari potongan pinggang perlu pemanasan kering dengan waktu yang pendek. Selama proses pemanasan akan terjadi pembentukkan cita rasa yang sanggup meningkatkan palatabilitas, hal ini disebabkan mencairnya lemak yang diikuti dengan pembentukkan senyawa volatil, disamping itu terjadi pula reaksi antara protein dengan gula reduksi yang ada pada daging. 

Untuk meningkatkan penerimaan masyarakat dari daging kelinci serta dalam rangka upaya diversifikasi pangan hewani maka perlu dilakukan proses pengolahan, lantaran proses pengolahan mengakibatkan terjadni ya perubahan fisik maupun kimiawi sehingga menimbulkan terbentuknya aroma, konsistensi, tekstur, nilai gizi dan penampakan yang dibutuhkan sanggup merubah faktor kebiasaan makan. Mutu simpulan dari masakan ini sangat ditentukan oleh mutu materi baku dan kondisi proses oleh lantaran itu dalam pengolahan materi pangan faktor tersebut harus mendapat perhatian, disamping itu harus memperhatikan pula preferensi konsumen, khususnya dalam pengolahan daging kelinci. 

Dari banyak macam produk olahan daging, maka bakso, sosis dan nugget yakni produk olahan daging yang telah diterima oleh masyarakat dari banyak sekali lapisan, demikian pula abon dan dendeng yakni produk olahan yang telah usang dikenal masyarakat dan mempunyai 

masa simpan yang panjang. Oleh lantaran itu melalui teknologi pengolahan tersebut dibutuhkan daging kelinci sanggup diterima konsumen, yang sanggup menni gkatkan gizi masyarakat. yang pada kesudahannya sanggup menumbuh kembangkan peternakan kelinci. 

Bakso yakni produk olahan daging yang dihaluskan, ditambahkan tepung dan bumbu serta dicetak dalam bentuk bulatan. Bakso dalam istilah cina berasal dari kata kolam atau ba yang merupakan abreviasi dari babi, namun sanggup pula dipakai daging dari banyak sekali jenis ternak lainnya ibarat kelinci bahkan bakso sapi lebih dikenal masyarakat dibandingkan dengan bakso babi. Menurut Ockerman (1978), bahwa bakso (meat ball) merupakan daging giling yang dicampur dengan sebanyak-banyaknya 12 % adonan kedelai, konsentrat protein, skim dan materi sejenis sedangkan berdasarkan Dewan Standarisasi Nasional (1995), bakso merupakan produk masakan berbentuk bulattan atau lain yang diperoleh dari adonan daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50 %) dan pati atau serealia atau tanpa materi perhiasan masakan yang dizinkan 

Bahan utama pembuatan bakso yakni daging, sedangkan materi penunjangnya yakni tepung singkong, garam, es, bumbu dan materi penyedap. Garis besar tahapan pembuatan bakso mencakup empat tahapan, yaitu : penghancuran daging, pembuatan adonan, pencetakan dan pemasakan. Penghancuran daging dimaksudkan untuk mengeluarkan protein daging diantaranya aktin dan miosin sehingga sanggup diekstraksi oleh garam, proses ini harus dipertahankan pada suhu dibawah 15oC, lantaran pada suhu yang tinggi mengakibatkan 
pecahnya emulsi sehingga tidak diperoleh adonan yang baik, oleh lantaran itu dalam proses penggilingan selain ditambahkan bumbu, materi penunjang dan garam juga ditambahkan es atau air es. Adonan yang terbentuk dicetak berbentuk bulatan dengan memakai mesin atau tangan yang dilanjutkan dengan pemasakan dalam air hangat selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pemanasan kedua dalam air mendidih hingga baso matang 

Sosis berasal dari bahasa latin yaitu salsus yang berarti diawetkan memakai garam, yakni masakan yang dibentuk dari daging yang dihaluskan, ditambahkan tepung dan bumbu, serta dimasukan kedalam pembungkus (casing) yang bundar dan panjang. Banyak ragam nama yang diberikan untuk sosis tergantung dari asal negara, materi baku, cara pemasakan dan besar casing, sebagai pola burger yakni irisan tipis dari sosis yang dicasing dengan ukuran besar. Bahan yang dipakai dalam pembuatan sosis yakni daging, binder, filler, air, materi curing, bumbu dan casing. Proses pembuatan sosis, sama ibarat halnya dalam pembuatan bakso, hanya pada pembuatan sosis dilakukan curing sebelum penghancuran daging dan pemasakannya selain dilakukan perebusan juga sanggup dikombinasikan dengan pengasapan, khusus untuk sosis dari daging sapi dilakukan penambahan zat warna merah untuk membedakan dari sosis babi dan ayam, sedangkan sosis kelinci sebaiknya memiliki penampilan ibarat sosis ayam, yaitu tanpa proteksi warna merah, lantaran karakteristik daging kelinci lebih mendekati daging ayam.

Karakteristik daging kelinci yang lebih mendekati daging ayam dibandingkan dengan daging dari ternak ruminansia lainnya, menjadikan daging kelinci sanggup diolah menjadi banyak sekali macam olahan ibarat produk olahan daging ayam, salah satu diantaranya yakni nugget. Produk ini telah dikenal dan popular dimasyarakat, lantaran simpel pemasakannya, sehingga sanggup disajikan dengan cepat. Tepung yang dipakai dalam pembuatan nugget yakni tepung tapioka atau maizena dan tepung roti. Proses pembuatannya, dimulai dari pencetakan adonan dalam loyang, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pelumuran dengan adonan tepung terigu, tepung roti dan telur, kemudian diakhiri dengan penggorengan.

Produk olahan daging yang memiliki daya simpan yang panjang yaitu dendeng dan abon. Dendeng merupakan salah satu produk daging infinit yang dikelompokkan sebagai daging curing. Curing yakni penggunanaan garam nitrat (sendawa) untuk mempertahankan warna daging, rasa yang khas dan mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme. Terdapat dua macam dendeng, yaitu dendeng dari sayatan tipis daging dan kedua dari daging yang digiling dan dicetak Dendeng dan abon telah menjadi industri rumah tangga dengan harga yang bervariasi tergantung hingga berapa jauh materi bukan daging yang dikandung dalam produk olahan daging tersebut.

0 Response to "Pengolahan Daging Kelinci"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel