Kelayakan Ekonomi Perjuangan Ternak Kambing Pembibitan

Kelayakan Ekonomi Usaha Ternak Kambing Pembibitan

Secara ekonomi perjuangan kambing pembibitan yang dilakukan petani kooperator relatif lebih untung dibanding dengan perjuangan pembibitan yang dilakukan petani non kooperator. Perbedaan laba tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat penerapan teknologi dan jumlah kambing induk yang dipelihara. 

Jumlah anggota keluarga dengan rata-rata 4 orang per rumah tangga dan dibandingkan dengan jumlah kambing induk yang dipelihara rata-rata 3 – 7 ekor per rumah tangga maka pendapatan dari perjuangan pembibitan ternak kambing relatif kecil sehingga belum memenuhi skala ekonomi rumah tangga petani. Menurut Djayanegara, A., et al. (2004), untuk mencapai skala ekonomi rumah tangga yang sanggup menjamin kontinuetas pendapatan rumah tangga maka setiap rumah tangga minimal memelihara induk 17 - 18 ekor/rumah tangga. Dari jumlah kambing yang dipelihara tersebut membutuhkan penggunaan tenaga kerja keluarga rata-rata 3 – 4 orang. Jika kemampuan induk melahirkan rata-rata 1,5 ekor per induk dengan tingkat kematian anak 30% dan induk mandul 5% maka rata-rata jumlah kambing yang hidup dari dua kali siklus reproduksi berkisar 10 – 49 ekor sehingga dari jumlah tersebut sanggup diperkirakan jumlah kambing yang dijual petani berkisar 1 – 2 ekor per bulan.

Keuntungan petani kooperator dari perjuangan pembibitan kambing dengan rata-rata Rp 1.703.863/tahun (Tabel 2) sehingga apabila dibagi selama 15 bulan (dua kali siklus reproduksi kambing) maka pendapatan rumah tangga per bulan ialah rata-rata Rp 113.590/bulan. Pendapatan petani dari perjuangan pembibitan kambing tersebut belum bisa membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga serta belum bisa untuk mendukung keberlanjutan perjuangan ternak kambing.

Hasil analisis kelayakan ekonomi menawarkan bahwa perjuangan pembibitan ternak kambing relatif menguntungkan. Pendapatan petani kooperator pada perjuangan pembibitan ternak kambing lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh petani non kooperator. Hal ini sangat terkait dengan penerapan teknologi yang relatif lebih baik serta jumlah populasi kambing yang dipelihara petani kooperator lebih banyak dari petani non kooperator nilai indeks B/C Ratio sebesar 1,10.

0 Response to "Kelayakan Ekonomi Perjuangan Ternak Kambing Pembibitan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel